779 Gempa Tektonik Guncang Indonesia Selama Februari 2020, BMKG: Jumlah di Atas Rata-rata
BMKG mencatat adanya 779 kali aktivitas gempa tektonik yang terjadi di Indonesia sepanjang bulan Februari 2020. Jumlah ini berada di atas rata-rata.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya 779 kali aktivitas gempa tektonik yang terjadi di Indonesia sepanjang bulan Februari 2020.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono.
"Selama Februari 2020 di wilayah Indonesia terjadi aktivitas gempa tektonik sebanyak 779 kali," ungkapnya melalui keterangan tertulis kepada Tribunnews, Rabu (4/3/2020).
Jumlah ini meningkat dari catatan gempa tektonik bulan Januari 2020.
"Januari 2020 terjadi gempa tektonik sebanyak 518 kali," ungkap Daryono.
Baca: BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 5-7 Maret 2020, Pulau Kalimantan Hujan Lebat Disertai Angin
Rincian Gempa
Daryono mengungkapkan gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi sebanyak 27 kali.
"Jumlah ini juga meningkat dari bulan sebelumnya yang terjadi sebanyak 18 kali," ujarnya.
Lebih lanjut Daryono mengungkapkan, sepanjang Februari 2020, aktivitas gempa yang terjadi didominasi oleh aktivitas gempa magnitudo kecil (M<5,0).
"Magnitudo kecil terjadi sebanyak 752 kali. Jumlah ini juga meningkat dari bulan sebelumnya yang terjadi sebanyak 500 kali," ungkapnya.
Selanjutnya, gempa dengan guncangan yang dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 76 kali.
"Jumlah ini juga meningkat dari bulan sebelumnya yang terjadi sebanyak 54 kali," ungkap Daryono.
Sementara itu untuk gempa yang merusak terjadi satu kali.
"Yaitu Gempa Seram Utara M=5,4 pada 8 Februari 2020 pukul 13.36.46 WIB," ungkapnya.
Gempa tersebut diketahui menyebabkan bangunan pabrik dan sebanyak 21 rumah warga rusak di Kobisonta, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
"Selama Bulan Februari 2020 klaster aktif gempa tektonik terdapat di Aceh, Mentawai-Sumbar, Bengkulu, Selat Sunda, Jabar, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumba, Alor, Laut Banda, Ambon, Seram, Sulawesi Tengah, Laut Maluku, dan Mamberamo," ungkap Daryono.
Baca: BMKG: Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Sukabumi Adalah Hasil Kajian, Bukan Prediksi
Di Atas Rata-rata
Daryono mengungkapkan, monitoring BMKG mencatat rata-rata gempa tektonik yang terjadi di Indonesia dalam setahun terjadi 6.298 kali.
"Artinya dalam sebulan rata-rata sebanyak 524 kali," ujarnya.
Sedangkan bulan Februari 2020 tercatat terjadi 779 kali gempa tektonik.
"Bulan ini di atas nilai normal rata ratanya," ungkap Daryono.
Belum Ada Teknologi Memprediksi Gempa
Sementara itu, BMKG mengungkapkan belum ada teknologi yang bisa membuat prediksi dengan tepat dan akurat tentang gempa.
Kajian ilmiah hanya mampu menentukan adanya potensi magnitudo.
"Untuk itu, di tengah ketidakpastian kapan akan terjadi gempa, maka yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit," ujar Daryono.
Baca: BMKG: Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Sukabumi Adalah Hasil Kajian, Bukan Prediksi
Hal ini untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi, dan korban jiwa seandainya gempa benar terjadi.
Daryono menyebut pemerintah perlu memperhatikan peta rawan bencana sebelum merencanakan penataan ruang dan wilayah.
"Termasuk dalam hal ini adalah penataan ruang pantai yang aman tsunami."
"Perlu ada upaya serius dari berbagai pihak dalam mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun struktur bangunan tahan gempa," ujarnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.