Suara Tembakan Tak Surutkan Pimpinan MPR, DPR dan DPD Tinjau Freeport
Dalam perjalanan tersebut, rombongan mengendarai kendaraan Iveco lapis baja dan aparat keamanan melakukan pengawalan ketat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Bamsoet mengatakan Freeport memiliki cadangan 1,8 miliar ton mineral atau setara dengan Rp. 2.500 triliun.
Itu artinya Freeport masih bisa berproduksi hingga 2041.
"Jeda waktu 21 tahun sejak 2020 ini tak boleh disia-siakan Freeport untuk membangun Indonesia melalui aktifitas usaha pertambangan," kata dia.
Rombongan juga sempat meninjau pembangunan infrastruktur jalan di underground mine yang jika disatukan bisa mencapai 600 kilometer.
Walaupun di bawah tanah dan melewati jalan berkelok, udara di dalam ruangan terbilang bersih karena di setiap sudut terowongan ada kipas angin raksasa yang berfungsi membuang udara kotor di dalam dan memasukan udara bersih dari luar.
"Di situ juga dibangun masjid dan gereja sebagai tempat beribadah bagi karyawan, sehingga tak perlu ke luar areal underground mine. Kami sempat melakukan sholat Zhuhur di masjid ini," ujar Bamsoet.
Bamsoet menegaskan kekayaan nasional seperti yang di Papua harus dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Papua.
Kehadiran Freeport harus dilandaskan kepada membangun Papua.
"Jangan sampai di tengah melimpahnya kekayaan sumber daya alam, bangsa kita khususnya masyarakat Papua malah justru dirundung kemiskinan," pungkas Bamsoet.
Dalam kunjungan itu, Bamsoet didampingi Wakil Ketua MPR RI antara lain Lestari Moerdijat, Arsul Sani dan Fadel Muhammad.
Dari pimpinan DPR RI ada Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel dan dari pimpinan DPD RI ada Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin.
Hadir juga Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai yang menjadi inisiator kunjungan Kebangsaan MPR RI ke Papua, serta para anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Papua dan Papua Barat.
Ada pula mendampingi Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI AD Napoleon.