Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Korban Teror KKB, 900-an Warga Eksodus dari Pegunungan Areal Freeport Papua

Mereka beramai-ramai mengungsi ke Polsek Tembagapura dan meminta di evakuasi ke Timika, Papua

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Jadi Korban Teror KKB, 900-an Warga Eksodus dari Pegunungan Areal Freeport Papua
Ist
Anggota Polsek Tembagapura bersama Personil TNI-Polri Satgas Nemangkawi, Jumat (6/3/2020) membantu warga di pedalaman Timika yang mengungsi menyelamatkan diri dari kekejaman maupun penembakan Kelompok Kriminal Bersenjaya (KKB). 

Laporan kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga yang meninggalkan kampung di sekitar Pegunungan areal tambang PT Freeport, Papua, kini mencapai 900 orang.

Mereka beramai-ramai mengungsi ke Polsek Tembagapura dan meminta di evakuasi ke Timika, Papua, karena diteror oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

“Warga yang meninggalkan kampungnya di sekitar Pegunungan areal Feeport terus bertambah. Mereka takut sehingga memilih mengungsi ke Timika,”ujar Kepala Bisang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Minggu 8 Maret 2020.

“Warga merasa takut atas aksi teror yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata. Kelompok tersebut melakukan pemerasan dan menodongkan senjata api kepada warga,”ungkap Kamal.

Kamal membantah pernyataan Komandan Operasi komando Nasional TPNPB OPM Legakkan Talenggeng yang mengatakan, telah mematikan pasukan keamanan Indonesia sebanyak 17 orang.

Baca: Chacha Frederica Tak Paksakan Diri, Jalani Persalinan Normal

Masyarakat Tembagapura mengungsi ke Timika akibat kontak tembak antara TNI-Polri dan pasukan TPNPB-OPM

Berita Rekomendasi

“Sampai saat ini belum ada laporan dari anggota di lapangan bahwa ada anggota TNI-Polri yang gugur saat kontak tembak di Tembagapura dan pernyataan dari Legakek Talenggeng itu tidak benar atau Hoax," ujarnya.

Baca: PO Pandawa 87 Kini Miliki Bus Mewah Berchassis Volvo B11R Garapan Karoseri Adi Putro

"Terakhir kejadian gugurnya anggota Brimob atas nama Bharatu Doni Priyanto saat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kali Kabur, Arwanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua pada hari Jumat tanggal 28 Februari lalu,” tegasnya.

Menurut Kamal, Kehadiran aparat TNI-Polri di Tembagapura karena adanya aksi penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata beberapa waktu lalu di area PT.Freeport Indonesia.

“Kami akan lakukan penegakkan hukum bagi siapa saja yang melakukan tindakan melawan hukum sesuai Undang-undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandasnya.

Kehadiran Kelompok kriminal bersenjata di sekitar Pegunungan areal tambang Freeport, membuat warga resah san ketakutan.

“Kami sangat prihatin dengan apa yang dilalukan kelompok tersebut, dimana warga masyarakat yang ada di kampung tersebut ingin hidup yang aman dan nyaman tetapi mereka harus dihantui ketakutan dengan aksi yang tidak manusiawi yang dilakukan KKB.

Warga ingin hidup layaknya seperti saudara-saudaranya yang hidup didaerah lainnya di Papua mulai dari orang dewasa hingga anak-anak,” jelasnya.

Juru Bicara OPM Sebby Sambon saat dikonfirmasi melalui pesan elektronik lbya si Papua Nugini mengatakan, warga Papua mengungsi Ke Timika karena takut kejahatan pasukan keamanan Indonesia, Bukan karena takut TPNPB.

“Kami tanggapi pernyataan Militer dan Polisi Indonesia tentang masyarakat orang Asli Papua dari tembagapura yang telah mengungsi ke Timika, Ibu Kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, adalah karena ketakutan atas kejahatan Militer dan Polisi Indonesia, dan bukan karena takut kepada Pasukan Tentara Pembebasan National Papua Barat,” ujar Sebby, Minggu, 8 Maret 2020.

Pihaknya menilai, militer dan polisi Indonesia telah dan sedang melakukan penipuan publik secara massive, untuk melegitimasi rakyat Orang Asli Papua bahwa TPNPB jahat dan masyarakat harus tolak anggota TPNPB-OPM.

“Permainan ini sudah biasa dilakukan pasukan Militer dan Polisi Indonesia, saat terjadi penyerangan oleh Pasukan Tentara Pembebasan national Papua Barat. Cara-cara yang telah dan sedang dilakukan oleh pasukan Militer dan Polisi Indonesia ini adalah cara kuno, dan dari dulu Militer dan Polisi Indonesia selalu lakukan begitu,” kata dia.

Sebby mengungkapkan, pihaknya memiliki catatan terkait cara kerja militer dan polisi Indonesia, jika sedang berkonflik dengan mereka.

“Dalam hal ini kami mempunyai catatan, bahwa di tahun 2017 pun sama halnya, tapi itu Militer dan Polisi Indonesia yang sengaja hasut masyarakat untuk memgungsi ke Timika," jelasnya.

"Skenario mengungsikan masyarakat Civil Orang Asli Papua, pasukan Militer dan Polisi Indonesia akan lakukan operasi dengan menggunakan roket dan serangan helicopter ke kampung-kampung guna lumpuhkan kekuatan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat,” terangnya.

"Masyarakat di Tembagapura itu semuanya keluarga anggota TPNPB-OPM, jadi tidak mungkin Pasukan Tentara Pembebasan Nasional lakukan terror terhadap masyarakat Orang Asli Papua,” klaimnya.

"TPNPB-OPM berjuang hanya untuk hak Kemerdekaan Bangsa Papua, maka Pasukan TPNPB tidak pernah terror Masyarakat Orang Asli Papua," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas