Bahas Tes Psikologi untuk SIM, Koordinator Jarak Aman Singgung Candaan 'Jangan-jangan SIM Nembak'
Koordinator Jarak Aman Edo Rusyanto singgung candaan SIM nembak jadi kritikan ke polisi. Berikut daftar harga pembuatan dan perpanjang SIM di Jateng.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Tes psikologi untuk pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM) direncanakan sejak akhir tahun 2019 dan bahkan sudah dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia.
Dengan adanya tes psikologi untuk pemohon SIM ini diharapkan para pengendara kendaraan bermotor bisa lebih berhati-hati dalam berkendara dan mengurangi angka kecelakaan.
Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) Edo Rusyanto menyinggung candaan soal 'SIM nembak' yang menjadi kritikan untuk Polri serta pemilik SIM.
Haursnya candaan 'SIM nembak' bagi pengendara yang sembrono sudah tidak ada lagi jika SIM diberikan dengan jaminan tanggung jawab, di antaranya setelah lolos tes psikologi.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Edo dalam METRO PAGI PRIMETIME unggahan YouTube metrotvnews, Senin (9/3/2020).
Baca: Biaya SIM Baru Jateng Makin Mahal setelah Ada Tes Psikologi Mulai Hari Ini, Berikut Rinciannya
Edo beranggapan banyak pemilik SIM yang berperilaku ngawur di jalanan seolah tak memiliki kompetensi dalam berkendara yang padahal sudah diwujudkan dalam bentuk SIM.
"Amanat undang-undan sih bilang kita itu wujud kompetensi berkendara dalam bentuk SIM," ujar Edo.
"Faktanya di jalan raya bisa kita lihat mereka yang punya SIM belum tentu jaminan untuk tidak berperilaku sembrono, tidak tertib, tidak bertanggungjawab," sambungnya.
"Artinya mereka tetap saja kok melakukan pelanggaran."
Banyaknya pelanggaran di jalanan menimbulkan candaan 'SIM nembak' yang mana para pengendara yang sembrono diduga mendapat SIM dengan cara ilegal.
Bagi Edo, candaan itu menjadi kritik kepada Polri dan pengendara agar lebih menyadari bahwa SIM tak sekadar bukti fisik kompetensi berkendara, namun harus diberikan dan dimiliki dengan tanggung jawab.
"Sampai-sampai kita ada bercandaan 'Jangan-jangan SIM-nya nembak'," kata Edo.
"Kata-kata 'SIM nembak' di masyarakat itu sebenarnya sebuah kritik kepada semua pihak baik yang menerima maupun yang memberi," imbuhnya.
Baca: Login sensus.bps.go.id untuk Akses Laman Sensus Penduduk Online, Simak Tips Lancar Isi Sensus!
Edo menjelaskan tujuan awal SIM di antaranya untuk mengurangi angka kecelakaan yang mana kini sudah tidak valid mengingat banyaknya pelanggar.
"Jadi kalau pertanyaannya 'Apakah punya SIM bisa menjamin mengurangi kecelakaan, bisa menekan (angka kecelakaan?' ya harapannya itu," ungkap Edo.