Mahfud Sebut Tak Gunakan Pendekatan Perang untuk Hadapi China Soal Klaim Natuna
Separatisme di Papua diatasi dengan cara lain yang sudah dikalkulasi hitung-hitungannya.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut hubungan antara Indonesia dan Cina tak ada masalah terkait perbatasan.
Meski demikian, Mahfud menyebut Cina mengklaim soal hak di Laut China Selatan atau Natuna, yang mana bertentangan dengan hukum internasional.
"Kita sudah bersepakat memilih pendekatan lain yaitu pendekatan kesejahteraan.
Menghadapi Cina ya harus terus terang aja lebih kuat Cina. Oleh sebab itu, kita tidak pendekatannya perang di dalam mempertahankan itu," ujarnya saat membuka rapat koordinasi pengamanan perbatasan negara, di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Rabu (11/3/2020).
Mahfud menyebut mempertahankan wilayah Natuna yakni dengan menghalau dan mengusir.
"Oleh sebab itu, kita tidak menggunakan tentara karena kita tidak dalam situasi perang, diusir saja kuat kuatan usir," lanjutnya.
Mahfud melanjutkan, berbeda jika menghadapi situasi separatisme seperti halnya di Papua.
Baca: Festival Musik Coachella Ditunda hingga Oktober 2020 akibat Virus Corona
Baca: Main ke Rumah Raffi Ahmad, Ini yang Dilakukan Siwon Bareng Gading Marten : Jadi Warga Kehormatan
Baca: KUR Makin Diminati, Manfaatnya Mulai Dirasakan Petani Garut
Separatisme di Papua diatasi dengan cara lain yang sudah dikalkulasi hitung-hitungannya.
"Kita gampang menang itung-itungannya ya. Berapa kekuatan separatis misalnya di Papua taruhlah kemarin dihitung kira-kira 270 orang sekian ya. Misalkan kita punya ratusan ribu personel dan kita bisa terbuka secara konstitusi tidak sembunyi-sembunyi untuk menyelesaikan itu," pungkas Mahfud.
Selain Menko Mahfud, hadir Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, kepala daerah yang berbatasan dengan negara tetangga, serta perwakilan Polri dan TNI.