55 Kasus Baru Positif Corona di Indonesia, Salah Satunya Guru Besar UGM
Seorang di antara pasien positif adalah profesor atau guru besar pada Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Editor: Dewi Agustina
Masih menurut Yuriantp, terdapat 55 kasus baru virus corona.
Menurut daerah peryebarannya di Banten 4 kasus, DIY 1 kasus, DKI Jakarta 30 kasus, Jawa Barat 12 kasus, Jawa Tengah 2 kasus, Sumatera Utara 1 kasus, Lampung 1 kasus, Riau 1 kasus, Kalimantan Timur 1 kasus.
Tambahan kasus juga berasal dari proses epidomolog dan kemandirian si pasien sebanyak 2 kasus.
"Sehingga pada periode 17 Maret 2020 pukul 12.00 sampai 18 Maret 2020 pukul 12.00, ada penambahan 55 kasus positif," kata Yuri.
Bertambahnya pasien positif dan meninggal dunia ini mengalami lonjakan drastis.
Pada Selasa kemarin, jumlah pasien positif sebanyak 172 orang dengan kematian lima orang.
Hal ini berarti dalam satu hari terjadi lonjakan 55 kasus positif dan 14 kematian.
Dengan demikian, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 227 kasus dengan pasien meninggal dunia sebanyak 20 orang dan sembuh 11 orang.
Baca: Wanita 21 Tahun Jadi Tersangka Penyebar Video Hoaks Corona di PGC
Baca: Siswi di Banjarnegara Olah Daun Kelor Jadi Minuman Penangkal Virus Corona, Ini Isi Nutrisinya
Sementara di tingkat global, jumlah kasus pasien yang terinfeksi virus corona mencapai 198.470 pasien.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.987 meninggal dan 82.762 pasien dinyatakan telah sembuh.
Virus corona juga sudah mewabah ke-166 negara, demikian dikutip dari coronavirus.thebaselab.com.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi merangkap Ad interim Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan berharap kasus pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia tidak seperti di Italia.
Saat ini Italia menjadi negara yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua penyebaran virus Corona setelah China.
Dalam teleconference melalui akun Instagram resminya, Rabu (18/3/2020), Luhut meminta seluruh masyarakat mematuhi aturan yang telah diterapkan pemerintah yakni melakukan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah.
Langkah ini dilakukan untuk menekan penyebaran corona yang semakin masif di Indonesia.
WFH juga menjadi bagian dari Social Distancing yakni membatasi interaksi baik melalui tatap muka maupun kontak fisik.
"Ini kan sudah dialami juga banyak negara, kita berdoa betul jangan sampai (Indonesia) kayak Itali, ayo masyarakat juga patuhi (aturan pemerintah)," ujar Luhut.
Ia pun mengimbau agar semua pihak tetap tenang dan tidak banyak berkomentar negatif.
Hal itu karena pemerintah tengah melakukan langkah terbaik dalam upaya penanganan terkait dampak dari virus ini.
Baca: Kementerian BUMN Rombak Pengurus Jasindo, Didit Mehta Pariadi jadi Dirut
Baca: Mengintip Cara Ketat Singapura Tangani Wabah Corona: Wajibkan Isolasi hingga Pelacakan
"Kami dengar (pendapat dan saran) dari semua, nah apa yang diputuskan (pemerintah) yang terbaik, tapi apakah sempurna? Nggak juga, ekonomi berubah berkembang, sama dengan corona," jelas Luhut.
Luhut optimistis Indonesia mampu melewati tantangan ini dan kembali bangkit.
Karena itu, ia kembali mengajak agar seluruh pihak saling mendukung dam memberikan semangat dalam menghadapi pandemi yang turut menyerang perekonomian global ini.
"(Jika) Indonesia melakukan itu semua, saya yakin (kita) akan menang dalam tantangan ini," tegas Luhut.
Saat ini kasus terkonfirmasi positif corona di Indonesia mencapai angka 227, sementara 125 di antaranya berasal dari wilayah ibu kota. (Tribun Networ/fit/yud, Tribun Jogja/jsf/kur)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.