Presiden Jokowi: Tukang Ojek dan Sopir Taksi Tak Perlu Khawatir, Cicilan Ditangguhkan 1 Tahun
Presiden Joko Widodo menyadari bahwa pandemi virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 berdampak terhadap pendapatan rakyat.
Editor: Hasanudin Aco
Sampai Senin (23/3/2020) sore kemarin, terdapat 579 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 49 di antaranya meninggal dunia, dan 30 lainnya dinyatakan sembuh.
Alasan belum lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjelaskan kepada para gubernur se-Indonesia mengenai alasan pemerintah tidak melakukan karantina total atau Lock Down.
Menurut Presiden tidak semua negara cocok menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran Corona, karena setiap negara memiliki karakter, budaya dan kedisiplinan berbeda-beda,
"Oleh itu kita tidak memilih jalan itu (lockdown)," kata Presiden.
Pemerintah kata Presiden telah mempelajari dampak yang ditimbulkan apabila diterapkan karantina total.
Baca: Suriah yang Dilanda Perang Saudara Kini Bersiap Lockdown Hadapi Covid-19
Baca: Nadiem Makarim & Komisi X DPR Sepakat UN Ditiadakan karena Corona, Beri Opsi Ini untuk Gantinya
Serta syarat yang dibutuhkan agar karantina total berjalan efektif.
Setelah dianalisa menurut presiden, Indonesia lebih tepat menerapkan psychal distancing atau menjaga jarak aman.
"Saya memiliki analisa-analisa seperti ini. Dari semua negara , ada semuanya, kebijakannya mereka apa, mereka melakukan apa, kemudian hasilnya seperti apa. Semua dari Kementerian Luar Negeri, lewat dubes-dubes yang ada terus kita pantau setiap hari. Sehingga di negara kita yang paling pas adalah psychal distancing, menjaga jarak aman," katanya.
Menurutnya menjaga jarak aman bisa mencegah penyebaran Corona apabila dilakukan dengan disiplin yang ketat.
Masyarakat menuruti himbauan tersebut dengan baik.
" Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya baca sebuah berita sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan. ada yang sudah diisiolasi masihbeli handphone belanja di pasar. Saya kira kedisplinan untuk mengisolasi yang penting," pungkasnya.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com/Taufik Ismail