Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Raya Nyepi 2020: Ini Sejarah dan 7 Rangkaian Acara Tradisi di Bali Saat Nyepi

Nyepi ini merupakan hari raya yang selalu diadakan setiap Tahun Baru Saka, dimaknai sebagai hari tanpa ada aktivitas seperti biasanya.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Hari Raya Nyepi 2020: Ini Sejarah dan 7 Rangkaian Acara Tradisi di Bali Saat Nyepi
TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin
Upacara dan sembahyang menyambut Hari Raya Nyepi di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha, Rabu (6/3/2019)-Hari Raya Nyepi 2020: Ini Sejarah dan 7 Rangkaian Acara Tradisi di Bali Saat Nyepi 

Dilansir dari kompas.com, dua hari sebelum hari raya Nyepi, biasanya umat Hindu melaksanakan upacara Melasti yang dilakukan umat Hindu Bali dan melaksanakan sembahyang di laut.

Upacara tersebut bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi yang berarti melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Dalam upacara Melasti, umat Hindu yang mengikuti acara tersebut akan mendapatkan air suci yang disebut Angemet Tirta Amerta.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut merupakan air kehidupan.

Biasanya Melasti juga menjadi saat dimana benda-benda sakral disucikan.

Pelaksaaan Upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, tiga dewa dalam Agama Hindu.

Tiga dewa tersebut yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma

Berita Rekomendasi

2. Menghaturkan Bhakti /Pemujaan

Dilansir dari balipedia.id, kegiatan ini dimaknai sebagai penghaturan bhakti.

Biasanya dilakukan di Balai Agung atau Pura Desa di setiap desa pakraman.

Dilakukan penghantaran bhakti setiap setelah kembali dari rangkaian kegiatan mekiyis.

Baca: Pemberian Remisi Khusus di Hari Raya Nyepi Hemat Anggaran Makan Narapidana Hingga Rp 542 Juta

Baca: Ucapan Hari Raya Nyepi 2020 dalam Berbagai Bahasa, Cocok untuk Status WA, Facebook & Twitter

3. Tawur Agung/mecaru

Dilnsir dari balipedia.id setiap catus pata (perempatan) desa/pemukiman, lambang menjaga keseimbangan.

Keseimbangan buana alit, buana agung, keseimbangan Dewa, manusia Bhuta.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas