Diinisiasi Dekopin, Gerakan Koperasi akan Bersatu Lawan Covid-19
Gerakan Koperasi Indonesia terpanggil untuk hadir dan berkontribusi nyata dalam masa sulit ini
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) akan terlibat secara aktif dalam gerakan nasional mencegah penularan dan penanganan Covid-19. Organisasi tunggal Gerakan Koperasi Indonesia juga berupaya mengatasi dampak buruk pandemi Covid-19 secara sosial ekonomi bagi anggota koperasi di seluruh Tanah Air.
Ini dikatakan Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid saat memimpin Rapat Pengurus Harian secara virtual melalui aplikasi Zoom, Minggu (12/4/2020).
Rapat diikuti yang diikuti oleh 33 unsur Pimpinan Paripurna dan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid dari kediamannya di daerah Cibubur.
Selain beberapa ketua induk Koperasi, hadir pula dalam rapat itu sejumlah ketua Dekopinwil seperti Ketua Dekopinwil DKI Jakarta Nuraeni Barung, Ketua Dekopinwil Jawa Barat Mustofa, Ketua Dekopinwil Jawa Tengah Warsono, Ketua Dekopinwil DIY Yogyakarta, Subeno Hasibuan.
Nurdin Halid mengatakan, Gerakan Koperasi Indonesia terpanggil untuk hadir dan berkontribusi nyata dalam masa sulit ini.
Dekopin mendorong koperasi-koperasi Indonesia memfasilitasi anggotanya yang memiliki kepedulian sosial, baik dalam upaya pencegahan penularan dan penanganan Covid-19 maupun membantu anggotanya yang terdampak secara ekonomi.
Baca: Kemenkop dan UKM Dukung Polri Tuntaskan Kasus Koperasi Indosurya
Baca: Hak Politik Gubernur Nonaktif Kepri Nurdin Basirun Dicabut Selama 5 Tahun
"Dengan modal semangat kekeluargaan dan gotong-royong yang menjadi jatidiri Koperasi, solidaritas Gerakan Koperasi diuji untuk berbuat nyata, sekecil apa pun itu,” ujar Nurdin Halid dalam keterangan pers, Rabu (15/4/2020).
Nurdin Halid menyebut bahwa kekuatan Gerakan Koperasi Indonesia terletak pada struktur organisasi dan jaringan gerakan Koperasi yang tersebar di seluruh negeri. Saat ini, struktur Gerakan Koperasi meliputi 60 induk Koperasi, 33 Dekopinwil, 486 Dekopinda, dengan jumlah anggota sekitar 35 juta orang.
“Melalui Rapat Pengurus Harian ini, kami melakukan konsolidasi di tingkat pusat dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan konsolidasi di tingkat propinsi dan kabupaten/kota hingga pedesaan karena koperasi-koperasi kita tersebar hingga di pedesaan,” ujar Nurdin Halid.
Secara garis besar, ada tiga keputusan penting dalam rapat virtual tersebut. Pertama, pembentukan Tim Khusus mengantisipasi pandemi Covid-19.
Tim Khusus ini terdiri dari tiga bidang, yaitu Tim Peduli Covid – 19, Tim ZIS ( Zakat, Infaq dan Sadaqah), dan Tim Tanggap Sosial.
Tim Peduli Covid – 19 akan mengupayakan memberikan bantuan APD, termasuk masker dan hand sanitizer, kepada para anggota gerakan koperasi untuk mencegah penyebaran virus corona, Covid - 19.
“Kami akan mengupayakan pengadaan APD, masker, dan hand sanitizer dari berbagai pihak seperti dari pemerintah, pihak swasta maupun dari gerakan koperasi sendiri,” ujar ketua Tim Peduli Covid-19 Pahlevi Pangerang yang juga menjabat Sekjen Dekopin.
Baca: Bantu Penyerapan, ASN Diimbau Beli Produk Sembako dari Koperasi di Lingkungannya
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Besok, Kamis 16 April 2020: Taurus Tak Lagi Kesepian, Libra Alami Masalah
Tim ZIS yang dipimpin oleh Siti Aisiah selama bulan suci Ramadhan menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah dari anggota Koperasi untuk anggota Koperasi yang berhak menerimanya. Siti Aisiah adalah ketua Komite Fasilitas Sumber Permodalan Koperasi Dekopin.
Sedangkan Tim Tanggap Sosial dikomandoi oleh Sharmila yang akan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan pokok anggota Koperasi yang terdampak Covid-19.
Menurut Sharmila, pendemi Covid - 19 yang masif berakibat menurunnya bahkan hilangnya pendapatan usaha anggota Koperasi.
Sumber sembako akan diupayakan dari berbagai pihak seperti program bantuan sosial Pemerintah, perusahaan swasta, BUMN dan BUMD, maupun dari jaringan koperasi sendiri.
"Penyalurannya nanti bisa lewat induk-induk dan pusat-pusat Koperasi. Khusus di Jakarta, selain bersinergi dengan induk-induk Koperasi, tim kami akan bekerjasama dengan jaringan Sahara (Sahabat Usaha Rakyat) yang beranggotakan 10.000 warung tradisional atau toko kelontong,” ujar Sharmila, wakil ketua umum Dekopin Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri serta Ketua Inkowapi (Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia).
Selain tiga tim khusus terkait langsung dengan Covid-19 di atas, rapat juga memutuskan pembentukan 4 tim yang khusus menangani dampak jangka Panjang Covid-19 bagi usaha koperasi maupun usaha anggota Koperasi.
Keempat tim itu ialah Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder Nasional, Tim Recovery Usaha Koperasi Primer, Tim Kartu Prakerja, dan Tim Recovery Kredit untuk Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit maupun Koperasi produksi, Koperasi jasa, dan Koperasi konsumen.
Baca: Alhamdulillah, Tiga Tenaga Medis di Kota Malang Telah Sembuh Dari Covid-19
Baca: Curi Helm Milik Polisi, Tersangka Mengaku Sebagai Ketua Kelompok Anarko Indonesia
Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder Nasional dipimpin oleh Ferry Yuliantono, wakil ketua umum Dekopin Bidang Penerapan Inovasi Koperasi Pedesaan, Koperasi Pariwisata, Pengangkutan dan Pergudangan.
Menurut Ferry Yuliantono, hasil inventarisasi di seluruh Indonesia Koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19 sangat besar.
Karena itu, Tim Recovery Usaha Koperasi Sekunder yang dipimpinnya akan mengelompokkan koperasi-koperasi terdampak ke dalam beberapa kategori.
Kategori pertama adalah yang terdampak tapi perlu bimbingan tim akan mendampingi pengelolaanya, seperti inkubator bisnis.
Untuk yang terdampak parah, Tim akan melakukan intervensi baik modal maupun akses melalui bantuan likuiditas maupun stimulus lainnya.
"Tim juga dimungkinkan untuk melakukan akuisisi ataupun pengalihan kepemilikan guna menghidupkan yang terdampak akut,” ujar Ferry yang juga Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Inkopass) dan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Timnya juga memprioritaskan Induk Koperasi Unit Desa atau pun Koperasi sekunder yang berbasis produksi di pedesaan serta Induk Koperasi Pedagang Pasar ataupun yang bergerak di sektor distribusi dalam rangka mengantisipasi secara jangka panjang apabila pandemi corona ini berlangsung lebih lama.
Ketua Tim Recovery Usaha Koperasi Primer Abdul Wahab Bangkona mengatakan bahwa salah satu fokus perhatian di masa sulit ini ialah menghidupkan pasar tradisional sebagai muara dari semua proses kerja dari hulu hingga distribusi.
Jika pasar bertahan hidup, maka petani, peternak, nelayan, petambak, pedagang, distributor, akan hidup sehingga kebutuhan masyarakat luas sebagai konsumen pun tetap terpenuhi di tengah pandemic Covid-19.
Keputusan penting lainnya dalam rapat virtual itu berkaitan dengan beberapa agenda organisasi Dekopin.
Dua agenda nasional ditunda dan atau dibatalkan, yaitu acara puncak Harkopnas 2020 di Sulawesi Utara dan kegiatan Rakernas/Rapimnas di Surabaya.
Penundaan dilakukan hingga batas waktu yang belum bisa dipastikan ( sampai wabah virus corona Covid - 19 berakhir).
Meski demikian, rangkaian kegiatan Harkop yang tidak harus mengumpulkan orang banyak (lebih dari 5 orang) boleh tetap dilakukan dan diutamakan kegiatan Harkop dengan semangat dan orientasi pada penanggulangan dampak Covid – 19, seperti pembagian sembako atau bantuan sosial lainnya.
Selain itu, diputuskan pula bahwa pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Dekopinwil) dan Musyawarah Daerah (Dekopinda) di seluruh Indonesia diundur hingga tahun 2021 mendatang.
“Konsekuesinya, masa jabatan kepengurusan diperpanjang dengan ketentuan: Dekopinwil selambat-lambatnya tanggal 31 Mei 2021, sedangkan Dekopinda selambat-lambatnya tanggal 30 September 2021,” ujar Nurdin Halid.
Nurdin Halid menyampaikan imbauan pengurus dan anggota koperasi di kota- kota besar untuk tidak mudik pada Bulan Ramadhan maupun Idul Fitri.
Sebab, sadar atau tidak, memutuskan mudik berarti kita telah mengancam keluarga kita di kampung, tetangga dan masyarakat luas di daerah.
“Karena itu, saya mengimbau dengan sangat agar pengurus dan anggota koperasi yang bekerja dan berdomisili di Jabodetabek dan kota- kota besar lainnya di Indonesia untuk tidak mudik tahun ini," katanya.