Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Pilih PSBB untuk Tangani Corona, Mahfud MD Singgung Negara yang Batal Lockdown

Mahfud MD menyampaikan, pemerintah memilih jalan moderat atau tengah untuk menangani penyebaran virus corona.

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Pemerintah Pilih PSBB untuk Tangani Corona, Mahfud MD Singgung Negara yang Batal Lockdown
KOMPAS.com/Dian Erika
Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan, pemerintah memilih jalan moderat atau tengah untuk menangani penyebaran virus corona.

Pemerintah memilih untuk membatasi kegiatan masyarakat, untuk menghindari penyebaran yang lebih luas.

Namun, dirinya membantah jika pemerintah disebut ragu dalam mengambil keputusan.

"Pemerintah memilih jalan yang moderat, jadi tidak terlalu mengekang (masyarakat)" ujar Mahfud MD, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (29/4/2020).

"Akan menutup kegiatan-kegiatan masyarakat yang mungkin juga tidak diharapkan, tapi tidak bisa juga melonggarkan."

"Karena melonggarkan yang berlebihan itu bisa juga membahayakan orang lain," lanjutnya.

Baca: Hingga Kemarin, Pemprov DKI Setop Operasional 101 Perusahaan Karena Tak Patuh PSBB

Baca: Pemprov DKI Soroti Gampangnya Izin Operasi Perusahaan saat PSBB, Minta Kemenperin Lebih Selektif

Baca: Ada Mobil Berplat N Selundupkan 4 Orang ke Surabaya di PSBB Hari Kedua

Menurutnya, pemerintah menilai pandemi corona ini dinamis, sehingga membutuhkan kebijakan yang fleksibel sesuai situasi.

BERITA REKOMENDASI

"Situasinya dinamis sehingga kebijakan-kebijakan itu bisa agak fleksibel, tetapi tujuannya tegas," ungkap Mahfud MD.

Menkopolhukam Mahfud MD
Menkopolhukam Mahfud MD (Tribunnews.com/Reza Deni)

Dibanding memilih kebijakan lockdown atau mengunci wilayah yang terjangkit virus corona, pemerintah memilih untuk membatasi pergerakan masyarakat.

"Ada pembatasan pergerakan orang, demi untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit atau penularan," tambah dia.

Menko Polhukam menyebut, negara yang sudah menerapkan kebijakan lockdown akhirnya merubahnya.

"Di luar negeri yang dulu diagung-agungkan oleh beberapa orang di tempat kita yang sekarang pada diam."

"Misalnya yang meneriakkan harus lockdown, sekarang yang lockdown itu berubah semua."

"Italia, di India, di Amerika semuanya yang lockdown itu juga dibatalkan," terang Mahfud MD.

Baca: Pemkot Bogor Resmi Perpanjang PSBB Selama Dua Pekan

Baca: PSBB Mulai Tunjukkan Hasil, Anies Baswedan Klaim Penurunan Kasus Corona DKI: Jakarta Belum Merdeka

Baca: Meskipun Dilarang Saat PSBB, Masih Ada 40 Masjid di Jakarta Gelar Tarawih

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan, pemerintah lebih memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) daripada lockdown.

"Dulu kita desak-desak kalau tidak lockdown berarti membunuh orang banyak dan sebagainya."

"PSBB itu jalan moderat, kita membatasi gerakan dan perpindahan barang dan orang, tetapi juga tidak terlalu ketat," imbuhnya.

Hindari Kerumunan Bisa Cegah Penularan Covid-19

Juru bicara pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus corona adalah menghindari kerumunan.

Sebab, dalam kerumunan tersebut tidak diketahui siapa yang tertular virus corona, apalagi tanpa gejala.

Setiap orang bisa menjadi carrier virus corona dan tidak diketahui tanda secara fisik bila tanpa gejala.

“Hindari kerumunan karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus."

"Bahaya sekali orang yang dalam tubuh nya ada virus Corona tapi tidak ada keluhan sama sekali, kita tidak bisa membedakan orang tersebut,” katanya pada Konferensi Pers di Gedung BNPB, Sabtu (25/4/2020), dikutip dari laman resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Baca: Hidup Wanita Ini Berubah Setelah Dituduh Membawa Corona di China, Jadi Bahan Hujatan di Dunia Maya

Baca: Di Tengah Pandemi Corona, Masih Banyak Tawaran Fintech dan Investasi Tak Berizin

Baca: Anggota Yakuza Jepang Rampok Lebih dari 100 Juta Yen Selama Pandemi Corona

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

Dengan menghindari kerumunan, sama dengan melindungi orang rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit kronis.

Mengingat, jika orang rentan tersebut tertular virus corona akan berakibat fatal.

Tak hanya itu, menghindari kerumunan harus diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain, memakai masker jika keluar rumah, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas