Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Isu Disuarakan Buruh di May Day Virtual, Stop PHK Hingga Soal Omnibus Law

Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan, KSPI akan melakukan aksi virtual kampanye di media sosial untuk menyuarakan tiga isu May Day.

Penulis: Reza Deni
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in 3 Isu Disuarakan Buruh di May Day Virtual, Stop PHK Hingga Soal Omnibus Law
Warta Kota
May Day atau hari buruh-Sejarah Hari Buruh Sedunia dan di Indonesia, Diperingati Setiap Tanggal 1 Mei, Berikut Peristiwanya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) yang terdiri dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) memperingati May Day atau Hari Buruh hari ini dengan cara berbeda.

Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan, KSPI akan melakukan aksi virtual kampanye di media sosial untuk menyuarakan tiga isu May Day.

"Ketiga isu tersebut adalah, tolak omnibus law, stop PHK, dan liburkan buruh dengan upah dan THR 100 persen," ujar Said Iqbal dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Jumat (1/5/2020).

Baca: May Day 2020, FSPI Desak DPR RI Cabut Omnibus Law RUU Cipta Kerja

Baca: Polda Metro Sebut Tak Ada Demo, Serikat Buruh Pasang Spanduk Aspirasi Hingga Gelar Bansos

Meskipun mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang menunda pembahasan klaster ketetanagakerjaan, dalam peringatan May Day, KSPI tetap menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law.

“Langkah berikutnya, kami memohon Presiden men-drop klaster ketenagakerjaan dari RUU Cipta Kerja,” tegasnya.

Setelah itu, Iqbal menyebut kemudian dibuat draf baru klaster ketenagakerjaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, yaitu dengan membentuk Tim Perumus draft baru klaster ketenagakerjaan terdiri dari serikat pekerja, organisasi pengusaha, pemerintah dalam bentuk Keppres.

Aliansi Forum Ormas dan Harokah Islam (Formasi) Jawa Barat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Dalam aksinya, mereka menolak secara penuh Omnibus Law RUU Cipta Kerja karena dinilai beberapa pasalnya menghilangkan hak-hak rakyat, serta mengabaikan banyak aspek dan hal demi mengutamakan kepentingan pengusaha. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Aliansi Forum Ormas dan Harokah Islam (Formasi) Jawa Barat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Dalam aksinya, mereka menolak secara penuh Omnibus Law RUU Cipta Kerja karena dinilai beberapa pasalnya menghilangkan hak-hak rakyat, serta mengabaikan banyak aspek dan hal demi mengutamakan kepentingan pengusaha. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Berita Rekomendasi

"Buruh juga menyuarakan agar tidak ada atau stop PHK di massa pandemi corona ini. Untuk itu, KSPI mendesak agar pemerintah melakukan langkah sungguh-sungguh untuk mencegah PHK," ujar Said Iqbal.

“Perusahaan yang melakukan PHK harus diaudit oleh akuntan publik. Untuk melihat apakah benar-benar rugi atau menjadikan alasan pandemi untuk memecat buruh,” lanjutnya

Sampai saat ini, KSPI memantau buruh masih tetap bekerja.

"Akibatnya, sudah banyak pekerja yang diduga terpapar corona dan meninggal dunia, misalnya di Tangerang, Bekasi, Jakarta, hingga pabrik rokok Sampoena di Surabaya. Padahal kesemua daerah tersebut sudah ditetapkan PSBB, tapi mayoritas pabrik belum meliburkan buruhnya," lanjut Said.

Oleh karena itu, KSPI mendesak agar perusahaan segera meliburkan buruh dengan tetap membayar upah dan THR penuh, agar daya beli buruh dan masyarakat tetap terjaga, jangan THR dibayar mencicil.

“Hal ini dilakukan untuk memastikan agar buruh tidak terpapar virus corona,” pungkasnya Iqbal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas