Ancaman Kelompok Peretas Naikon, Kemlu RI Ingatkan Pegawai Hati-hati Saat Membuka Email
"Itu sebabnya staf di kantor terus diingatkan untuk berhati-hati, khususnya dalam membuka pesan email dan spam," ucap Teuku Faizasyah
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI meminta seluruh karyawan dan staf agar berhati-hati, terutama saat membuka pesan elektronik berupa surat elektronik alias email dan spam.
Hal tersebut menyusul adanya upaya peretasan yang dilakukan kelompok peretas Naikon.
Baca: Gegara Pandemi Virus Corona, Ganjar Pranowo Belajar 'Kilat' Virologi Sampai Minta Gambar Covid-19
"Kalau bicara upaya meretas dari waktu ke waktu ada saja upaya tersebut," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah saat berbincang dengan Tribun, Sabtu(9/5/2020).
"Itu sebabnya staf di kantor terus diingatkan untuk berhati-hati, khususnya dalam membuka pesan email dan spam," ucap Teuku Faizasyah.
Kementerian Luar Negeri lanjut Faizasyah juga sudah memiliki sistem internal untuk pengamanan data-data dan informasi penting.
"Kalau kita ikuti pemberitaan, upaya peretasan terjadi di banyak negara, baik atas instansi pemerintahan, swasta maupun orang perorangan," ujarnya.
BIN Sudah Koordinasikan ke Tiap Kementerian/Lembaga
Badan Intelijen Negara (BIN) terus melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga/kementerian di Indonesia menyusul adanya upaya peretasan yang dilakukan kelompok Peretas Naikon.
"Kerjasama dan koordinasi selalu dilakukan. BIN menjadi Ketua Kominpus (Komite Intelijen Pusat) yang mengkoordinasikan seluruh intelijen di berbagai kementerian/lembaga di Indonesia," ucap Juru Bicara BIN, Wawan Purwanto kepada Tribun, Sabtu(9/5/2020).
"jadi setiap saat selalu melakukan koordinasi dan konsolidasi terkait hal-hal yang krusial,"ujarnya.
Data Pemerintah Aman
Badan Intelijen Negara (BIN) sudah melakukan deteksi terhadap kelompok peretas asal China bernama Naikon.
Dalam kegiatannya, kelompok peretas Naikon diketahui melakukan peretasan terhadap data-data negara di Asia dan Pasifik.
Baca: Amankan Akun Tokopedia dari Hacker, Cara Ganti Password, Aktifkan 2FA & Hapus Akun Pembayaran
"Pendeteksian sudah kita lakukan," ujar Juru Bicara BIN Wawan Purwanto saat dihubungi Tribun, Sabtu(9/5/2020).
Terkait data-data penting di Indonesia, BIN memastikan semuanya aman.
Wawan Purwanto mengatakan semua data penting ditempatkan di tempat yang sangat rahasia dan tidak memungkinkan untuk diretas.
"Kita tidak menempatkan hal-hal yang sangat rahasia di tempat yang memungkinkan untuk direta," kata Wawan.
"Jadi kalaupun diretas dipastikan bahwa itu bukan informasi yang sebenarnya tetapi berisi data penyesatan. Hal-hal seperti ini sudah diantisipasi," ujar Wawan.
Dilaporkan, New York Times sempat menerbitkan laporan tentang surel yang dikirim Kedutaan Besar Indonesia di Australia kepada staf kesehatan dan ekologi pemerintah di Negara Bagian Australia Barat.
Surel itu berisi lampiran data Microsoft Word.
Namun ternyata dalam surel tersebut terdapat alat serangan siber yang tak terlihat dan dikenal dengan nama Aria-body.
Peretas dapat menggunakan Aria-body untuk mengambil alih komputer dari jarak jauh.
Mereka dapat menyalin, menghapus, atau membuat file serta melakukan pencarian ekstensif data perangkat.
Aria-body memiliki kemampuan untuk menutupi jejaknya dan menghindari deteksi.
Baca: Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf dan Otak? Ini Penjelasan Sejumlah Ahli
Sebuah perusahaan keamanan siber di Israel telah mengidentifikasi Aria-body sebagai senjata yang dipegang sekelompok peretas bernama Naikon.
Sebelumnya kelompok itu telah dilacak dan mengarah ke militer China.