Jokowi Minta Kepulangan 34 Ribu TKI Dikawal Hingga ke Daerah Masing-masing
34 ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri akan kembali ke Tanah Air karena habisnya masa kontrak kerja.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan 34 ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri akan kembali ke Tanah Air karena habisnya masa kontrak kerja.
Untuk itu, Jokowi meminta seluruh jajarannya memantau kedatangan para TKI ini hingga ke daerahnya masing-masing.
Terutama melakukan pengecekan kesehatan kepada para TKI itu.
Langkah itu guna mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas terkait percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5/2020).
"Saya juga menerima laporan bahwa pada bulan Mei dan Juni ada kurang lebih 34 ribu pekerja migran Indonesia kontraknya akan berakhir," kata Jokowi.
-
Baca: TKI Ilegal Dari Malaysia Diamankan di Hutan Bakau Setelah Sempat Menghindar Dari Kejaran Petugas
Jokowi pun menyebut, para TKI tersebut berasal dari beberapa provinsi di Indonesia. Seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali.
"Dan mereka berasal dari Jatim ada 8.900 kurang lebih, dari Jateng 7.400 dari Jabar 5.800 dari NTB 4.200, dari Sumut kurang lebih 2.800, dari Lampung 1.800 dan 500 orang dari Bali," tambahnya.
Kepala Negara pun menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mengawal proses kedatangan pekerja migran itu di tiap-tiap pintu masuk.
Selain itu, protokol kesehatan harus diterapkan kepada mereka yang akan tiba.
"Saya kira kita melihat untuk jalur udara dua pintu masuk di Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai, kemudian untuk ABK kapal pesiar juga di Benoa, Bali, Tanjung Priok dan juga pekerja migran dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai," ucap Jokowi.
"Sekali saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki. Dan juga dipastikan kesiapan tempat karantina, rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran kita tersebut," jelasnya.