Soal Rencana Buka Sekolah Juli 2020, Kemendikbud Diminta Petakan Zona Covid-19 di Lapangan
Anggota Komisi X DPR RI tersebut juga meminta Kemendikbud untuk memastikan sekolah yang akan ditempati benar-benar
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Illiza Sa’adudin Djamal meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan pemetaan terhadap zona-zona di lapangan sebelum rencana membuka kembali sekolah dilakukan pada bulan Juli mendatang.
"Sebelum merealisasikan pembukaan kembali sekolah, Kemendikbud harus mempunyai peta yang jelas dan terverifikasi di lapangan tentang daerah-daerah yang masuk ke zona merah (masih parah), zona kuning (sudah menurun) dan zona hijau (bebas Covid-19).
Dan hanya di zona hijau-lah yang memungkinkan dibuka kembali proses belajar mengajar di sekolah," ujar Illiza, dalam keterangannya, Kamis (14/5/2020).
Anggota Komisi X DPR RI tersebut juga meminta Kemendikbud untuk memastikan sekolah yang akan ditempati benar-benar bebas dari Covid-19.
Baca: Pengakuan Suami yang Tusuk Istri, Awalnya Cekcok soal Motor hingga Soal Makanan Sahur
Baca: Kemenag Imbau Madrasah Laksanakan Penerimaan Siswa Baru Secara Online, Berikut Caranya
Baca: Ambisi Besar Ong Yew Sin/Teo Ee Yi Tembus Skuat Piala Thomas 2020
Caranya, kata dia, dengan melakukan penyemprotan disinfektan di semua sudut sekolah serta menyediakan wastafel dan masker.
Tak hanya itu, pemerintah juga diminta memastikan keamanan siswa dari penularan Covid-19 selama dalam perjalanan menuju sekolah.
"Misalnya selama berada di angkutan umum, karena siswa tentu akan bercampur dan berinteraksi dengan masyarakat umum di dalam angkutan umum. Semua langkah antisipasi agar tidak terjadi penularan harus dilakukan dengan baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Illiza mengungkap Kemendikbud sebelumnya sudah memiliki tiga skenario tentang pembukaan kembali proses belajar mengajar di sekolah.
Skenario pertama, jika Covid-19 berakhir pada akhir Juni 2020, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran di minggu ketiga Juli 2020.
Kedua, jika Covid-19 berlangsung sampai September 2020, siswa belajar di rumah dilaksanakan sampai September. Dan skenario ketiga, jika Covid-19 sampai akhir tahun 2020, maka semua siswa belajar di rumah selama satu semester penuh.
"Ketiga skenario tersebut dipilih dan dipertimbangkan dengan baik dan penuh hati-hati," pungkas Illiza.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melakukan pembukaan kembali sekolah pada bulan Juli mendatang.
Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen Hamid Muhammad mengatakan pembukaan sekolah hanya diutamakan untuk wilayah yang telah dinyatakan bebas dari penyebaran virus corona.
"Masih dijajaki kemungkinannya, terutama untuk daerah yang sudah dinyatakan aman dari Covid-19 oleh otoritas kesehatan," ujar Hamid kepada Tribunnews.com, Sabtu (9/5/2020).
Mengenai wilayah yang bakal sekolahnya dibuka terlebih dahulu, Hamid belum dapat mengungkapkan.
Menurut Hamid, pihaknya saat ini masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengenai wilayah yang telah bebas dari corona.
"Kami menunggu rekomendasi Kemenkes dan Satgas Covid-19 Pusat," tutur Hamid.
Seperti diketahui, saat ini sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen. Sementara sisanya tidak melaksanakan BDR karena tidak memiliki perangkat pendukung.
Sekitar 2,4 persen yang tidak melaksanakan belajar dari rumah adalah sekolah yang berada di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19.