Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramai Postingan Gaji Rp 20 Juta Tak Mampu Bayar Cicilan karena Corona, Begini Tips Kelola Keuangan

Pakar ekonomi Universitas Slamet Riyadi Solo menanggapi curhatan viral seorang karyawan bergaji Rp 20 juta yang mengalami kesulitan membayar cicilan

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
zoom-in Ramai Postingan Gaji Rp 20 Juta Tak Mampu Bayar Cicilan karena Corona, Begini Tips Kelola Keuangan
Tangkapan Layar Facebook
Viral curhatan karyawan bergaji Rp 20 juta per bulan mengalami kesulitan membayaran cicilan saat gajinya turun akibat dampak pandemi Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar ekonomi Universitas Slamet Riyadi Solo menanggapi curhatan viral seorang karyawan bergaji Rp 20 juta yang mengalami kesulitan membayar cicilan saat gajinya turun akibat dampak pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, karyawan swasta di Jakarta tersebut mengaku saat ini ia hanya menerima gaji sekitar Rp 10 juta per bulan.

Padahal, ia masih harus membayar cicilan mobil sebesar Rp 4,5 juta per bulan serta cicilan KPR sekira Rp 5 juta per bulan.

Sehingga, uang bulanannya hanya tersisa Rp 500 ribu untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya bersama anak dan istri.

Curhatan tersebut hingga saat ini belum diketahui apakah benar-benar nyata.

Namun, terlepas dari hal itu, Dosen Program Studi Akuntansi Unisri Surakarta, Drs. Suharno, MM, Akuntan, mengatakan pandemi Covid-19 memang berdampak sangat luas dan di luar perkiraan.

Baca: Tak Bisa Manggung karena Wabah Covid-19, Cita Citata Tak PHK Karyawan Tapi Terpaksa Memotong Gaji

"Tentunya kita ikut prihatin dengan pandemi Covid-19 dan ini berdampak luas sekali, tidak terduga, di luar yang kita perkirakan," kata Suharno saat diwawancarai Tribunnews.com melalui Zoom Meeting, Rabu (13/5/2020) siang.

Berita Rekomendasi

Menurut Suharno, kesulitan yang dialami karyawan tersebut sebenarnya dapat diminimalisir apabila ia mengikuti pola pengelolaan keuangan yang tepat.

Suharno mengatakan, dalam mengelola gaji bulanan, sebaiknya menggunakan perbandingan 50 : 30 : 10 : 10.

"Kalau tadi ada seseorang yang punya penghasilan Rp 20 juta, dia mengambil pinjaman mobil kemudian juga KPR dengan angsuran 9,5 jt per bulan, waktu itu dia merasa bahwa kehidupannya cukup aman," ujar Suharno.

"Padahal sebenarnya kalau kita mengikuti pengelolaan keuangan yang baik, itu seharusnya dalam porsi gaji itu perbandingannya 50 : 30 : 10 :10, artinya 50 persen itu digunakan untuk kegiatan operasional keseharian seperti pembayaran listrik, telepon, kebutuhan sembako, dan sebagainya."

"Tentu kalau bisa maksimal (pinjaman) hanya 30 persennya, kemudian 10 persen ditabung, 10 persen buat cadangan," terangnya.

Suharno menambahkan, jika melihat kasus ini, maka dapat diketahui bahwa karyawan tersebut memakai 47,5 persen gajinya untuk membayar pinjaman.

Tentu saja, Suharno mengatakan, rasio tersebut di atas standar yang seharusnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas