Soal Perawat Meninggal karena Corona, PPNI Ungkap Cara Hargai Tenaga Medis: Agar Kerja Kami Ringan
Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah menyebutkan cara masyarakat dapat mengapresiasi kerja tenaga medis.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyebutkan cara masyarakat dapat mengapresiasi kerja tenaga medis.
Menurut dia, cara tersebut sederhana saja yaitu dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO).
Hal itu ia sampaikan menyusul kabar duka meninggalnya seorang perawat di RS Royal Surabaya, Ari Puspita Sari.
Saat meninggal dunia Ari berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) Virus Corona dan sempat menjalani perawatan isolasi.
Dikutip TribunWow.com, awalnya Harif Fadhillah menuturkan bagaimana kondisi para tenaga medis saat ini melawan pandemi Virus Corona, terutama pada perawat.
Ia menyebutkan selama pandemi melanda Indonesia, sudah 20 perawat meninggal dunia.
Harif menuturkan sejumlah rumah sakit memang mengalami keterbatasan tenaga kerja.
"Sulit untuk rumah sakit melakukan rolling karena keterbatasan di rumah sakit itu," papar Harif Fadhillah, dalam tayangan Kompas TV, Senin (18/5/2020).
"Kemudian juga setelah melakukan pelayanan dia harus karantina, jadi memang ini sesuatu yang tidak mudah bagi manajemen rumah sakit melakukan rolling," lanjutnya.
Harif menyebutkan sempat mengusulkan agar ada relawan perawat dari tiap daerah.