KPU Siapkan Alat Mirip Tusuk Gigi Untuk Coblos Surat Suara
Pemerintah, DPR dan KPU sepakat pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap digelar pada Desember mendatang.
Editor: Hendra Gunawan
*Pilkada Diundur, Jumlah DPT Bertambah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah, DPR dan KPU sepakat pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap digelar pada Desember mendatang.
Namun, pelaksanaan pilkada di tengah wabah corona itu harus dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, selain APD, masker dan hand sanitizer, KPU
juga akan mengusulkan alat coblos sekali pakai. Tujuannya agar alat coblos tersebut
tidak digunakan secara bergantian, sehingga dapat meminimalisir penyebaran Covid-19.
KPU tidak ingin alat coblos saat pilkada justru menjadi tempat penularan corona. Sebab biasanya ratusan orang dalam satu TPS menggunakan paku yang sama untuk
mencoblos surat suara.
"Kita kan masih menggunakan paku untuk mencoblos. Kami ingin menghindari jangan
sampai paku dipegang berkali-kali oleh banyak orang untuk mencoblos, karena rentan
kalau paku digunakan berkali-kali.
Baca: Karya Lintang, Seniman Indonesia Terpajang di Toko Buku Terbesar di Amerika
Baca: Jokowi: Prioritaskan Pelaksanaan PSN yang Berdampak Langsung bagi Penguatan Ekonomi Rakyat
Baca: Sekolah Akan Kembali Buka, Ruben Onsu Ragu dan Deg-degan, Takut Anaknya Terinfeksi Virus Corona
Potensi menimbulkan penyebaran virus. Kami berpikiran menggunakan alat coblos sekali pakai,” kata Arief dalam diskusi virtual yang disiarkan dalam YouTube channel Rumah Pemilu, Kamis (28/5).
KPU mengusulkan penyediaan alat sekali pakai untuk mencoblos guna menghindari
penyebaran virus corona. Arief mencontohkan, alat coblos sekali pakai bisa berupa
tusuk gigi. Tapi, ukurannya tidak sekecil tusuk gigi.
Sebab lubang yang dihasilkan tusuk gigi ke dalam kertas suara sangat kecil dan dikhawatirkan tidak terlihat. KPU masih mencari alat coblos mulai dari ukurannya. Sehingga kertas suara yang tercoblos pun terlihat dan dianggap sah oleh semua pihak.
"Kami berpikiran menggunakan alat coblos sekali pakai, seperti tusuk gigi tapi bukan
tusuk gigi," katanya.
"Kami sudah bicarakan, dia (alat coblos sekali pakai) harus berukuran sekian, tapi penyediaannya mereka (KPUD) belum tahu.
Bisa saja lubangnya sebesar sumpit, tapi dia agak lebih tajam supaya mudah mencoblosnya. Ini nambah biaya juga pastinya," jelas Arief.
Selain alat unum mencoblos, kata Arief, KPU juga mengusulkan tinta sekali pakai.
Bentuknya nanti bisa diteteskan atau disemprotkan seperti hand sanitizer. Dan ini tentu berimplikasi pada penambahan anggaran.
"Selama ini kan semua orang memasukkan jarinya ke dalam satu botol tinta. Nah kita
tidak mungkin lagi seperti itu. Maka usulannya pakai tetes, seperti hand sanitizer yang
tetes itu, atau pakai spray.