Puluhan Ribu Orang Dukung Petisi Tunda Masuk Sekolah, Penggagas Berharap Pemerintah Mempertimbangkan
Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi' berharap petisi dan kekhawatiran masyarakat dapat jadi bahan pertimbangan pemerintah.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', Watiek Ideo, berharap petisi yang dibuatnya dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dibukanya kembali aktivitas belajar-mengajar di sekolah.
Untuk diketahui, petisi yang digagas oleh Watiek tersebut telah ditandatangani lebih dari 87 ribu orang per Sabtu (30/5/2020) pukul 15.00 WIB.
Watiek pun mengaku senang, petisi yang dibuatnya mampu mewadahi aspirasi masyarakat lainnya yang memiliki kekhawatiran yang sama dengannya.
"Saya sangat senang karena pastinya saya tahu ternyata saya nggak jalan sendirian, ternyata saya juga bisa mewadahi pulahan ribu orang, guru, kepala sekolah, untuk lebih terstruktur dalam menyampaikan aspirasi ke pemerintah."
"Harapannya, pemerintah akan mempertimbangkan petisi ini, mempertimbangkan kekhawatiran kami semuanya, sehingga nanti nggak salah dalam membuat kebijakan," tutur Watiek dalam wawancaranya bersama Tribunnews.com, Sabtu pagi.
Orang tua murid yang juga merupakan seorang penulis itu mengaku, sebelum membuat petisi tersebut, ia sebetulnya hanya sekadar mengungkapkan kegelisahan dan kekhawatiran pribadinya terhadap sang anak melalui media sosial.
"Awalnya memang saya membuat petisi itu karena saya khawatir dengan anak saya sendiri, yang akan masuk ke SMP."
"Bulan Juli ini kan tahun ajaran baru, jadi jadwalnya pastinya masuk SMP-nya bulan Juli ini."
"Saya juga membaca beberapa berita di linimasa bahwa akan ada wacana mauk sekolah, ini bukan soal tahun ajaran baru tapi wacana masuk sekolah, jadi anak-anak dipaksa untuk masuk sekolah dengan kondisi new normal yang akan diterapkan," ungkap Watiek.
Baca: Penggagas Petisi Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi: Tak Semudah Itu Meminta Anak Kembali ke Sekolah
Mengetahui hal itu, Watiek mengaku, ia menjadi memikirkan nasib anak-anak Indonesia lainnya.
Setelah menuangkan kegelisahannya di media sosial, Watiek tidak menyangka, tulisannya mendapat respons yang luar biasa dari masyarakat.
Menurutnya, unggahannya tersebut dibagikan ribuan orang dan ada ratusan komentar yang ia terima.
Watiek menuturkan, orang-orang mengaku memiliki kekhawatiran yang sama seperti yang dia rasakan.
Baca: Soal Tahun Ajaran Baru, Muncul Petisi Tolak Aktivitas Belajar di Sekolah Juli 2020, Takut Covid-19
"Saya juga mendapat banyak komentar yang saya sendiri sebenarnya bingung harus menjawab apa karena mereka komentarnya sama seperti saya, jadi khawatir lah, kemudian gak rela anaknya masuk sekolah, sama seperti saya," kata Watiek.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.