Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan Ribu Orang Dukung Petisi Tunda Masuk Sekolah, Penggagas Berharap Pemerintah Mempertimbangkan

Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi' berharap petisi dan kekhawatiran masyarakat dapat jadi bahan pertimbangan pemerintah.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
zoom-in Puluhan Ribu Orang Dukung Petisi Tunda Masuk Sekolah, Penggagas Berharap Pemerintah Mempertimbangkan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI aturan baru di sekolah, di tengah wabah virus corona ---- Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. 

TRIBUNNEWS.COM - Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', Watiek Ideo, berharap petisi yang dibuatnya dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dibukanya kembali aktivitas belajar-mengajar di sekolah.

Untuk diketahui, petisi yang digagas oleh Watiek tersebut telah ditandatangani lebih dari 87 ribu orang per Sabtu (30/5/2020) pukul 15.00 WIB.

Watiek pun mengaku senang, petisi yang dibuatnya mampu mewadahi aspirasi masyarakat lainnya yang memiliki kekhawatiran yang sama dengannya.

"Saya sangat senang karena pastinya saya tahu ternyata saya nggak jalan sendirian, ternyata saya juga bisa mewadahi pulahan ribu orang, guru, kepala sekolah, untuk lebih terstruktur dalam menyampaikan aspirasi ke pemerintah."

"Harapannya, pemerintah akan mempertimbangkan petisi ini, mempertimbangkan kekhawatiran kami semuanya, sehingga nanti nggak salah dalam membuat kebijakan," tutur Watiek dalam wawancaranya bersama Tribunnews.com, Sabtu pagi.

Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', Watiek Ideo, berharap petisi yang dibuatnya dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dibukanya kembali aktivitas belajar-mengajar di sekolah.
Penggagas petisi 'Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi', Watiek Ideo, berharap petisi yang dibuatnya dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dibukanya kembali aktivitas belajar-mengajar di sekolah. (Dokumen Pribadi)

Orang tua murid yang juga merupakan seorang penulis itu mengaku, sebelum membuat petisi tersebut, ia sebetulnya hanya sekadar mengungkapkan kegelisahan dan kekhawatiran pribadinya terhadap sang anak melalui media sosial.

"Awalnya memang saya membuat petisi itu karena saya khawatir dengan anak saya sendiri, yang akan masuk ke SMP."

Berita Rekomendasi

"Bulan Juli ini kan tahun ajaran baru, jadi jadwalnya pastinya masuk SMP-nya bulan Juli ini."

"Saya juga membaca beberapa berita di linimasa bahwa akan ada wacana mauk sekolah, ini bukan soal tahun ajaran baru tapi wacana masuk sekolah, jadi anak-anak dipaksa untuk masuk sekolah dengan kondisi new normal yang akan diterapkan," ungkap Watiek.

Baca: Penggagas Petisi Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi: Tak Semudah Itu Meminta Anak Kembali ke Sekolah

Mengetahui hal itu, Watiek mengaku, ia menjadi memikirkan nasib anak-anak Indonesia lainnya.

Setelah menuangkan kegelisahannya di media sosial, Watiek tidak menyangka, tulisannya mendapat respons yang luar biasa dari masyarakat.

Menurutnya, unggahannya tersebut dibagikan ribuan orang dan ada ratusan komentar yang ia terima.

Watiek menuturkan, orang-orang mengaku memiliki kekhawatiran yang sama seperti yang dia rasakan.

Baca: Soal Tahun Ajaran Baru, Muncul Petisi Tolak Aktivitas Belajar di Sekolah Juli 2020, Takut Covid-19

"Saya juga mendapat banyak komentar yang saya sendiri sebenarnya bingung harus menjawab apa karena mereka komentarnya sama seperti saya, jadi khawatir lah, kemudian gak rela anaknya masuk sekolah, sama seperti saya," kata Watiek.

Setelah itu, Watiek mengaku, dirinya menjadi tergerak untuk membuat petisi.

"Dari situlah terpikir untuk membuat petisi yang nantinya akan mewadahi aspirasi dari orang tua, guru, kepala sekolah, yang nanti ditujukan pada Bapak Presiden agar Bapak Presiden mempertimbangkannya ketika memang nanti ada wacana new normal yang tidak hanya diterapkan pada sektor ekonomi tetapi juga pada sektor pendidikan yaitu sekolah," kata Watiek.

Kekhawatiran Apabila Anak Harus Kembali ke Sekolah di Tengah Pandemi

Watiek mengatakan, bukan hal yang mudah untuk meminta anak-anak kembali ke sekolah.

Terlebih, ia menambahkan, apabila belum ada edukasi dan fasilitas sekolah yang memenuhi standar keamanan di tengah pandemi Covid-19.

"Gak semudah itu untuk membuka sekolah dan meminta anak-anak kembali ke sekolah kalau memang kita belum ada edukasi dan belum menyiapkan fasilitasnya sesuai standar keamanan di tengah pandemi," kata Watiek. 

Watiek mengungkapkan, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan di sekolah memang menjadi poin kekhawatirannya.

Menurut Watiek, protokol kesehatan ini bukan hanya terkait perilaku anak di sekolah melainkan juga mengenai kesiapan fasilitas sekolahnya.

Wacana Masuk Sekolah Mulai Bulan Juli

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 akan tetap dimulai pada tanggal 13 Juli 2020.

Hal itu disampaikan oleh Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad.

Hamid pun menepis adanya permintaan pengunduran tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021.

"Kenapa Juli? Memang kalender pendidikan kita dimulai minggu ketiga bulan Juli dan berakhir Juni. Itu setiap tahun begitu," kata Hamid dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Hamid mengatakan keputusan tak memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021 ditandai dengan adanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) 2020.

Menurutnya, ada beberapa hal yang mesti disinkronisasi bila memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021.

Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta pun menyampaikan rencananya memulai kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah pada 13 Juli 2020.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan, rencana itu disusun dengan mempertimbangkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka mencegah penularan Covid-19.

"Hari pertama sekolah dengan mempertimbangkan kebijakan, baik pemerintah pusat maupun daerah, yang kami siapkan 13 Juli," ujar Nahdiana, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/5/2020).

Nahdiana menyampaikan, Dinas Pendidikan telah menyusun tiga skema belajar di sekolah yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2020/2021.

Baca: Protokol Normal Baru di Sekolah, Minimalkan Kantin dan Perbanyak Vending Machine

Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah.

Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah.

Ketiga, semua sekolah dibuka dengan sebagian siswa belajar di rumah.

"Kami lakukan ini semua dengan mengikuti kebijakan pemerintah apabila PSBB ini telah dibuka kembali, maka kami bersiap untuk kembali sekolah dengan rancangan-rancangan yang kami buat dengan beberapa alternatif," kata Nahdiana.

Nahdina menambahkan, kegiatan belajar mengajar di sekolah pada tahun ajaran baru akan mempertimbangkan kesiapan fasilitas sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga lokasi sekolah.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo/Nursita Sari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas