Tito Karnavian Ajak Kepala Daerah Miliki Jiwa Entrepreneurship
Apkasi bisa menjadi penyaluran kepala daerah lain menyamakan persepsi, saluran untuk menyampaikan aspirasi dan saluran juga untuk melakukan koreksi.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengapresiasi kerjasama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indoensia (Apkasi) dan Apeksi untuk ke depan terus sinergi dan berkolaborasi.
Saat memperingati hari jadinya yang ke-20 secara sederhana di tengah pandemi Covid-19 di Kantor Apkasi, Jakarta, Sabtu (30/5/2020) lalu, Tito mengajak kepada para kepala daerah untuk saling belajar, belajar dari daerah yang lebih sukses, bahkan dari daerah yang kurang berhasil sekali pun.
“Dari yang berhasil bisa kita tiru dan dikreasikan agar lebih berkembang sesuai konteks wilayah masing-masing, yang kurang berhasil atau ada masalah hukum dan lain-lain, ini juga kita pelajari supaya tidak terjadi lagi dan bisa menjadi motivasi bagi kita untuk lebih maju,” ujarnya.
Apkasi, menurut Tito, akan bisa tumbuh dan berkembang dan dihormati oleh pemimpin lainnya baik
Apkasi sendiri maupun Apeksi atau asosiasi gubernur atau asosiasi tingkat parlemen baik DPRD, DPRD Tingkat II dan lain-lain, untuk bisa memperkuat marwah daripada Apkasi.
Baca: Saat Mendagri Tito Karnavian Mengenakan Masker dengan Gambar Wajahnya Sendiri: Jadi Lifestyle
Dikatakannya, Apkasi bisa menjadi penyaluran kepala daerah lainnya, untuk menyamakan persepsi, saluran untuk menyampaikan aspirasi dan saluran juga untuk melakukan koreksi.
Kerjasama perlu dibangun ke semua pihak, baik dengan Apeksi, maupun dengan asosiasi lainnya dan dengan pemerintah pusat, karena hanya dengan kebersamaan kita bisa membangun.
"Karena kewenangan pembangunan di daerah masing-masing tidak sepenuhnya ada di tangan para bupati/walikota, tapi ada yang di pemerintah pusat, tingkat provinsi, bahkan ada yang di tingkat desa,” katanya.
Kondisi ini, sebut Tito, memerlukan tidak hanya kecerdasan, tapi juga memerlukan emotional quostient, kemampuan untuk membangun hubungan, ke atas, ke samping dan ke bawah.
"Lebih dari itu, karena rekan-rekan banyak bergerak di bidang upaya memajukan melalui proses pembangunan, maka para kepala daerah harus mendengar suara dari bawah, yakni suara rakyat, rakyat yang harus selalu kita lindungi," tutur mantan Kapolri ini.
Baca: Ojek Online Sudah Bersiap Diri Angkut Penumpang di New Normal, Tapi Mendagri Tito Melarang
"Satu lagi kemampuan yang perlu dimiliki seorang kepala daerah adalah kemampuan entrepreneurship, kemampuan untuk berwirausaha dalam rangka untuk menangkap peluang yang ada di daerah masing-masing,” katanya lagi.
Dengan jiwa entrepreneurship, peluang-peluang yang ada di daerah bisa dikembangkan sehingga mampu untuk mendapatkan pendapatan yang sebanyak-banyaknya dengan cara-cara sesuai aturan hukum dan kemudian menggunakannya atau membelanjakannya dengan tepat sasaran, hemat dan selektif. Ia menambahkan,
“Dengan begini daerah rekan-rekan bupati dan walikota menjadi daerah surplus dalam bidang anggaran, bukan daerah yang defisit karena belanjanya lebih besar, belanjanya dengan program-program yang tidak bisa dieksekusi sementara pendapatannya lebih kecil, ibarat lebih besar pasak daripada tiang,” katanya.
Tito mewanti-wanti agar jangan sampai menjadi daerah yang defisit, daerah harus lebih independen, harus kuat secara keuangan, secara ekonomi dan ini sekali lagi memerlukan keahlian, kemampuan entrepreneurship atau kemampuan berwirausaha yang harus dimiliki para kepala daerah.