Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DPR Minta Menteri Agama Pastikan Kebenaran Informasi Arab Saudi dibolehkan Ibadah Haji

Pihak berwenang Arab Saudi mungkin mengizinkan hingga 20 persen dari kuota jamaah reguler masing-masing negara

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in DPR Minta Menteri Agama Pastikan Kebenaran Informasi Arab Saudi dibolehkan Ibadah Haji
Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019
ILUSTRASI Ibadah Haji - Suasana di puncak Jabal Rahmah, Sabtu (10/8/2019) dini hari Waktu Arab Saudi. Ribuan jemaah haji dari berbagai negara incar posisi wukuf di Jabal Rahmah yang diyakini sebagai tempat bertemuanya Nabi Adam dan Hawa. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto meminta Menteri Agama Fachrul Razi memastikan kebenaran informasi Arab Saudi membolehkan Ibadah Haji 2020.

"Kami minta Menteri Agama, duta besar Indonesia di Arab Saudi, maupun duta besar Arab di sini, dan Menteri Haji Arab Saudi memberikan kepastian dan memastikan informasi secara valid," kata Yandri saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (9/6/2020).

Baca: Respons Ketua Bawaslu soal Kabar Anggotanya Positif Corona

Mengutip Reuters, sumber mereka menyampaikan bahwa Arab Saudi tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan ibadah haji dengan prosedur yang ketat.

Pihak berwenang Arab Saudi mungkin mengizinkan hingga 20 persen dari kuota jamaah reguler masing-masing negara.

Menurut Yandri, jika informasi tersebut benar maka pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama untuk memanfaatkan secara maksimal dengan memberikan kesempatan kepada haji khusus.

"Kalau ada tawaran dari Saudi 20 persen, atau 10 persen, kan ada jamaah haji khusus," ujar Yandri.

Baca: Eks Kepala BAIS: Pelibatan TNI Dalam Menangani Terorisme Harus Dikontrol DPR

Berita Rekomendasi

Jika haji reguler yang diberangkatkan, kata Yandri, waktu persiapannya sudah tidak memungkinkan karena bentuknya kloter dan jumlahnya merupakan rombongan besar.

"Kalau haji khusus, mereka mandiri, berangkat dengan travel sendiri, bisa memilih waktu, mau tujuh hari atau 15 hari. Bisa dinegokan, beda dengan haji reguler butuh persiapan yang panjang," papar Yandri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas