Prabowo Diprediksi Kalah Lagi Jika Bertarung di Pilpres 2024, Sandi Dinilai Lebih Prospek
Alasan Prabowo sulit menang tak lepas dari keputusannya bergabung dengan koalisi pemerintah menjadi Menteri Pertahanan.
Editor: Hasanudin Aco
"Tapi alangkah baiknya beliau juga mempersiapkan kader yang lebih muda."
"Kan ada Sandiaga Uno di Gerindra, kalau harus dari Gerindra," ulasnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto digadang-gadang kader Partai Gerindra menjabat kembali sebagai ketua umum partai berlambang kepala burung Garuda, untuk periode 2020-2025.
Namun, permintaan tersebut bukan upaya strategi Gerindra untuk memajukan Prabowo sebagai calon presiden pada 2024.
"Jangan berasumsi-asumsi, jangan berandai-andai, kami memilih ketua umum agar pembangunan partai terus berjalan, tidak ada yang lain."
"2024 masih jauh, masih goib," ujar politikus Gerindra Habiburokhman saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Ia menyebut sebaiknya semua pihak tidak perlu membicarakan persoalan pemilihan presiden setiap tahun, karena pesta demokrasi tersebut dilaksanakan dalam lima tahun sekali.
"Ini masih beberapa bulan setelah Pilpres sudah ngomong pemilu lagi."
"Nanti setelah enam bulan menjelang Pilpres baru tanya ke kami," ucapnya.
Anggota Komisi III DPR itu mengatakan, semua kader Gerindra dari tingkatan paling bawah hingga atas sudah sepakat dan bulat menginginkan Prabowo sebagai ketua umum lagi.
Dalam menentukan keputusan ketua umum, kata Habiburokhman, Gerindra akan melaksanakan kongres dalam waktu satu atau dua bulan ke depan, setelah rapat nasional beberapa hari lalu.
"Beliau (Prabowo) tentu akan melakukan pengendapan dulu."
"Beliau akan menyerap informasi dan mengecek, apakah benar yang disampaikan dewan pimpinan daerah tersebut (kader ingin Prabowo jabat ketum lagi)," paparnya.
Senada, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut partai berlambang kepala burung Garuda saat ini belum membicarakan calon presiden pada Pilpres 2024.