Legislator PDIP Minta Pemerintah Daerah Tak Asal Terapkan New Normal
"Mari konsisten disiplin, terapkan protokol kesehatan. Jangan sampai lalai," kata Hasanuddin
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menerapkan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Langkah itu mendapat sorotan dari sejumlah pihak lantaran kasus penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi di Indonesia.
Baca: Pertambahan Kasus Corona Masih Tinggi, RS Khusus Covid-19 Perlu Ditambah
"Meski telah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah kurang berhasil. Kasus Covid-19 masih cukup tinggi, masih fluktuatif," kata anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin kepada wartawan, Senin (15/6/2020).
Data yang diperoleh dari Tim Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah kasus positif di Indonesia hingga Minggu (13/6) mencapai 38.227 kasus.
Dari jumlah tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 14.531 orang dan 2.134 orang lainnya meninggal dunia.
Sementara itu, jumlah pasien terkonfirmasi positif Civid-19 juga menembus rekor tertinggi dalam sehari yakni 1.241 pada Rabu (10/6/2020).
"Sudah tembus 4 digit. Menang atau kalahnya sebuah peperangan tergantung fokus dan waspadanya para prajurit. Mari konsisten disiplin, terapkan protokol kesehatan. Jangan sampai lalai," kata Hasanuddin.
Menurut Hasanuddin, satu di antara penyebab tidak berhasilnya PSBB adalah karena ketidakdisiplinan warga.
Saat ini, pemerintah mulai mengeluarkan aturan New Normal yang diikuti dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) tapi juga tak ditaati masyarakat.
"Masyarakat tak mengindahkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah seperti menggunakan masker bila beraktifitas di luar rumah, rajin cuci tangan dan jaga jarak. Akibatnya, terjadi lagi lonjakan kasus dan munculnya klaster-klaster baru," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini berada di posisi yang dilematis lantaran mau memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) namun tidak mengetahui kapan waktu berakhirnya penyebaran Corona.
Di sisi lain, pemerintah juga tidak mau sektor ekonomi semakin merosot akibat dari penerapan PSBB.
Jalan tengahnya, kata dia, pemerintah mengambil keputusan pelonggaran PSBB dan memberlakukan New Normal pada beberapa sektor.
Baca: Jokowi Jogging Bareng 3 Kepala Staf dan Beri Pesan kepada TNI: Terus Disiplinkan Masyarakat