Royal Ambarrukmo Hotel Diprakarsai Bung Karno, Dibangun dari Harta Ganti Rugi Perang dengan Jepang
Hotel ini muncul lantaran presiden Soekarno pada tahun 1966 membangun proyek mercusuar yakni pembangunan empat hotel berkelas Internasional.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Banyak hal yang menjadikan alasan mengapa Yogyakarta menjadi sebuah daerah yang istimewa.
Selain dikenal dengan Budaya Jawa yang luhur, sisi historis yang terdapat di kota yang satu ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Salah satunya, Royal Ambarrukmo Hotel yang berada di Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini.
Mungkin sudah banyak yang tahu jika sejarah hotel yang satu ini muncul lantaran presiden Soekarno pada tahun 1966 membangun proyek mercusuar yakni pembangunan empat hotel berkelas Internasional berbintang lima.
"Salah satunya ya di Ambarrukmo ini. Tiga yang lain itu hotel Samudra Beach (Anyer) Bali Beach Hotel (Sanur) dan Hotel Indonesia (HI) di Jakarta," kata Marketing dan Communication Manager Royal Ambarrukmo, Khoirul Anwar, mengawali perbincangan, Minggu (14/6/2020).
Berjalan-jalan di Royal Ambarrukmo Hotel ibarat menembus dua dimensi yang berbeda.
Pertama, pihak manajemen masih menjaga keutuhan arsitektur di beberapa spot sebagai penanda ada dua era terjadinya pembangunan Royal Ambarrukmo tersebut.
Hal itu membuat pengunjung tidak hanya menikmati quality time di sebuah hotel saja, namun mereka juga dapat menikmati sebuah dialektika sejarah.
Awang, sapaan akrabnya ini memperlihatkan foto bangunan pertama kali Royal Amabarrukmo tersebut berdiri.
Sampai sekarang, keaslian bentuk bangunan tetap terjaga.
Baik itu saat generasi Kesultanan Hamengku Buwono VII hingga proses pembangunan hotel Royal Ambarrukmo itu dikakukan yakni pada 1964 silam.
Peran Presiden Soekarno dalam pembangunan ini sangat penting.
Beliaulah yang memprakarsai pembangunan Royal Ambarrukmo Hotel, yang dulunya masih bernama Ambarrukmo Palace Hotel Yogyakarta.
Baca: Unik! Pria di NTT Jalani Rapid Test, Hasilnya Malah Disebut Positif Hamil: Begini Fakta Sebenarnya
Penggunaan nama tersebut lantaran pihak manajemen waktu itu tak ingin merubah bentuk dan keaslian bangunan, lantaran di dalamnya terdapat cagar budaya berupa Kedaton Ambarrukmo, yakni sebuah pendopo yang didirikan pada abad 18 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI.