Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin atau Shalat Kusuf, Menurut Kementerian Agama

Gerhana Matahari Cincin (GMC) segera hadir menghiasi langit Indonesia pada 21 Juni 2020, berikut tata cara shalat gerhana matahari cincin.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin atau Shalat Kusuf, Menurut Kementerian Agama
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
SHALAT GERHANA - Ribuan jamaah melaksanakan ibadah sholat sunnah gerhana di Masjid Nasional Al-Akbar dipimpin oleh imam KH A Muzakky Al Hafidz, Kamis (26/12). Masjid Nasional Al Akbar Surabaya sudah menyiapkan 9 unit teleskop dan panggung dengan luas 9x9 meter di halaman depan masjid. Selain itu, panitia dari PW Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW LPFNU Jatim) dan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya juga meminjamkan 99 kacamata gerhana matahari. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)-Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin atau Shalat Kusuf, Menurut Kementerian Agama 

d. Ruku’ sambil memanjangkannya

e. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama

g. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

j. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

Berita Rekomendasi

k. Salam

l. Setelah itu, imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.

SHALAT GERHANA - Warga melakukan shalat gerhana di masjid Al Hijrah jalan Delima Samarinda Ulu, Rabu (31/1). Shalat dan doa dilakukan saat berlangsungnya gerhana bulan demi mengingatkan dan  menyadari kekuasaan allah.(TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)
SHALAT GERHANA - Warga melakukan shalat gerhana di masjid Al Hijrah jalan Delima Samarinda Ulu, Rabu (31/1). Shalat dan doa dilakukan saat berlangsungnya gerhana bulan demi mengingatkan dan menyadari kekuasaan allah.(TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) (TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

Baca: Gerhana Matahari Cincin akan Melewati 432 Kota/Kabupaten, Tak Teramati di DIY, Banten dan Jakarta

Baca: Ini Wilayah di Indonesia yang Bisa Saksikan Langsung Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020

Dikutip dari BMKG, Gerhana dimulai saat kontak pertama atau kontak awal terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran abu-abu, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning.

Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tertutup akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.

Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut kontak kedua dan akan berakhir saat seluruh piringan Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat kontak ketiga.

Setelah kontak ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat kontak keempat atau kontak akhir.

Lama waktu dari kontak kedua hingga kontak ketiga di atas tersebut disebut sebagai Durasi Cincin atau Fase Cincin, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

Sementara waktu dari kontak awal hingga kontak akhir disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya juga bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas