Tjahjo Kumolo Minta ASN Mulai Lakukan Pengaturan Kerja Secara Fleksibel
Tjahjo Kumolo meminta seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN) mulai melakukan pengaturan kerja secara fleksibel.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo meminta seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN) mulai melakukan pengaturan kerja secara fleksibel.
Menurut Tjahjo Kumolo, hal tersebut dibutuhkan guna menghadapi penerapan tatanan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19.
"Kita harus mulai melakukan pengaturan kerja secara fleksibel. Karena sejumlah daerah, kementerian/lembaga juga punya SOP dan langkah kebijakan berbeda," kata Tjahjo dalam wabinar bertajuk Birokrasi di Era Disrupsi dan Tatanan Normal Baru: Mewujudkan Sistem Kerja dan Manajemen SDM yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel Berbasis IT di YouTube Kementerian PANRB, Senin (22/6/2020).
Baca: 702.927 Peserta Bakal Ikuti UTBK-SBMPTN 2020
Tjahjo juga mengatakan, ASN harus tetap produktif menjalankan tugasnya di masa kenormalan baru.
Meskipun, kata Tjahjo, sistem kerja yang diterapkan akan menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19.
"Saya kira kondisi kenormalan baru menghendaki kita semua produktif sebagaimana arahan Pak Presiden dengan situasi berbeda. Jangan sampai pandemi Covid-19 menurunkan semangat kerja kita untuk berprestasi, melayani, menggerakan, mengoordinasikan masyarakat," ucap Tjahjo.
Baca: Sidang In Absentia, Terdakwa Kasus Kondensat Honggo Wendratno Divonis 16 Tahun Penjara
Tjahjo juga akan melakukan penelaahan lebih lanjut kepada ASN yang memiliki riwayat penyakit saat penerapan kerja di masa kenormalan baru ini.
"Yang penting ASN kita sehat, tetap melayani, produktif, dan profesional," jelasnya.
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.