Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Aiptu Sugeng Dari Mengamen dan Menyemir Sepatu Jadi Polisi, Buat Lagu Saat HUT Bhayangkara

Polisi itu harus melindungi masyarakat. Melindungi rakyatnya. Jangan sekali-sekali melakukan korupsi, karena seluruh rakyat benci,

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Aiptu Sugeng Dari Mengamen dan Menyemir Sepatu Jadi Polisi, Buat Lagu Saat HUT Bhayangkara
kolase Tribun Video
Aiptu Sugeng dari Polres Lubuklinggau, Sumatera Selatan. 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Lindungi ayomi masyarakat dengan semangat yang tak kenal lelah. Jangan sekali-sekali melakukan korupsi, seluruh rakyat benci, kau tak bisa lari" itulah sepenggalan lirik yang diciptakan Aiptu Sugeng dalam memperingati HUT ke-74 Bhayangkara.

Sugeng membuat satu lagu berjudul "Polri Menuju Indonesia Maju"

Lirik-liriknya mengandung ajakan agar anggota Polri bersama-sama melindungi dan mengayomi masyarakat.

Juga ajakan untuk tidak korupsi karena akan dibenci masyarakat.

Baca: Jokowi Soroti Soal Kebakaran Hutan dan Lahan Saat HUT Bhayangkara, Ini Respons Polri

"Polisi itu harus melindungi masyarakat. Melindungi rakyatnya. Jangan sekali-sekali melakukan korupsi, karena seluruh rakyat benci," kata Sugeng kepada Tribun, Rabu (1/7/2020).

Sugeng mengabdi di Polri sejak 28 tahun lalu.

Ia bertugas di Korps Sabhara Polres Lubuklinggau dan menjabat sebagai Kanit Dalmas.

Berita Rekomendasi

Pria kelahiran 26 Januari 1970 ini berharap di HUT ke-74 Bhayangkara, Polri bisa semakin melindungi dan mengayomi masyarakat.

Baca: HUT Ke-74 Bhayangkara, Perantau Asal Papua di Jakarta Dapat Bantuan Sembako dari Polri

"Polri InsyaAllah akan berbuat lebih baik lagi melindungi dan mengayomi masyarakat," ujar Sugeng.

Pria kelahiran Palembang ini bercerita proses pembuatan lagu tak memakan waktu banyak.

Bisa satu  jam jadi satu lagu.

Kini, Sugeng memiliki sekira enam lagu.

Hobi bermain gitar seraya bernyanyi sudah ia geluti sejak masih belia.

Saat masih Sekolah Dasar (SD) ia sudah mengamen.

Baru saat duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia belajar memainkan alat musik seperti gitar dan harmonika.

"Main gitar sejak kecil dari SMP, saya ngamen sambil menyemir sepatu. SMP mulai ngamen, kalau nyemir sepatu dari SD. Bawa ukulele ngamen," tutur Sugeng.

Baca: Firli Bahuri Dikritik karena Ikuti Upacara Hari Lahir Korps Bhayangkara, Ini Penjelasan KPK

Ngamen dari jalan ke jalan, dari angkutan umum ke angkutan umum, hingga suatu hari ia berpikir untuk mendaftar sebagai anggota Polri.

"Awalnya saya coba-coba daftar jadi anggota Polri. Orang tua, ibu saya tahu tapi bapak saya tidak tahu. Alhamdulillah saya lulus tidak pakai uang-uangan. Murni," ceritanya.

Lagu-lagu yang diciptakan Sugeng lugas dan sarat pesan moral. Diciptakannya dari apa yang dialami dan apa yang dirasakan.

"Saya tuangkan spontan," tuturnya.

Misalnya, ia menciptakan lagu Jangan Bakar Hutan dan Lahan. Tribun mencatat kasus kebakaran di Kota Lubuklinggau pada tahun 2019 berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kota Lubuklinggau dari Januari -November terjadi 142 kasus kebakaran.

Peristiwa kebakaran itu merupakan gabungan antara kebakaran hutan dan lahan serta pemukiman warga.

Baca: Hari Jadi ke-74 Bhayangkara, Indra Kahfi Ingin Berikan Kado Juara Buat Bhayangkara FC

"Seperti lagu Jangan Bakar Hutan dan Lahan. Itu saya spontan saja baru berapa bulan saya alami, pemerintah juga mengimbau jangan bakar hutan dan lahan," katanya.

Lalu Sugeng juga sempat membuat lagu berjudul Teroris Apa Agamamu.

Mengingatkan bahwa tak ada agama yang mengajarkan melakukan pembunuhan, apalagi dengan mengorbankan keluarga seperti kasus terorisme di Surabaya, Jawa Timur.

"Teroris apa agamamu itu tentang kalau bisa jangan berbuat yang menyimpang dari agama. Agama mana yang mengorbankan keluarganya, anaknya untuk membunuh?" kata Sugeng.

Sugeng percaya pesan atau imbauan lewat lagu lebih efektif sampai ke telinga masyarakat.

"Lewat nada dan lagu. Mudah-mudahan didengar di seluruh Indonesia," tuturnya. (tribun network/denis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas