Capaja Akademi TNI dan Polri Diminta Ikuti Perkembangan Ancaman Biologi, Termasuk Pandemi Covid-19
Selama vaksin dan obat covid-19 belum ditemukan, Hadi mengingatkan para capaja tidak boleh lengah.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta para Calon Perwira Remaja (capaja) Akademi TNI dan Polri 2020 untuk mengikuti perkembangan ancaman biologi seperti pandemi covid-19 saat ini.
Para Calon Perwira Remaja (capaja) Akademi TNI dan Polri 2020 ini rencananya akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (14/7/2020) mendatang.
Menurut Hadi hal tersebut karena saat ini pandemi covid-19 terbukti telah merusak tatanan dunia dan kemanusiaan.
Ia pun mengingatkan kepada mereka, selama vaksin dan obat covid-19 belum ditemukan maka mereka tidak boleh lengah karena musuh yang tengah dihadapai bersama tersebut merupakan musuh yang tak kasat mata yang dapat menyerang siapa saja tidak pandang bulu.
Hal tersebut disampaikan Hadi dalam acara Pembekalan Panglima TNI dan Kapolri kepada Capaja Akademi TNI dan Polri 2020 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020).
"Para capaja juga harus mengikuti perkembangan ancaman biologi seperti pandemi Covid-19 yang sekarang sedang terjadi. Ancaman faktual ini terbukti telah memberikan dampak kerusakan terhadap tatanan dunia dan kemanusiaan," kata Hadi.
Selain itu Hadi mengingatkan, angka kematian dunia akibat virus Covid-19 hampir dua kali lipat korban jiwa akibat perang Vietnam.
Baca: Pesan Panglima TNI kepada Capaja Akademi TNI dan Polri 2020 Jelang Dilantik Jokowi
Baca: Capaja Akademi TNI dan Polri Diminta Mewaspadai Kemungkinan Ancaman di Laut Natuna Utara dan Papua
Selain itu, kata Hadi, pandemi telah membuat perekonomian dunia terjun bebas sehingga jutaan orang menjadi pengangguran dan banyak perusahaan yang gulung tikar.
Hadi juga mengingatkan walaupun Indonesia diperkirakan menjadi bagian dari hanya sedikit negara di dunia yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif di 2020, namun angka tersebut di bawah prediksi pertumbuhan dalam APBN.
Selain itu walaupun korban covid-190 masih jauh di bawah angka kematian akibat Flu Spanyol pada tahun 1918, namun negara-negara maju dengan sistem kesehatan yang sangat modern turut kewalahan.
"Dengan semakin besarnya kemampuan kita melaksanakan pemeriksaan dan penelusuran, kasus positif Indonesia diprediksi dapat melebihi angka terkonfirmasi China pada akhir bulan Juli ini," kata Hadi.
Hadi juga menjelaskan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah, ditujukan untuk menekan laju penularan, menekan pandemi karena belum tersedianya vaksin dan obat.
Meski begitu saat sebagian wilayah tidak lagi memberlakukan PSBB, terdapat euforia di tengah masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.