Mangga Gedong Gincu Sumedang Tembus Pasar Eropa Berkat Simpok
produk mangga yang akan diekspor sering mengalami penolakan dari negara produsen akibat hama lalat buah.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
Petani juga dihimbau untuk memanfaatkan kearifan lokal yang ada di wilayah tersebut sebagai pestisida nabati untuk meminimalkan penggunaan pestisida kimia sintetik.
Dalam rangka mengamankan produksi mangga Gedong Gincu dari serangan lalat buah, UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat telah melakukan terobosan dan inovasi pengelolaan OPT lalat buah. Caranya melalui penerapan Sistem Manajemen Pengendalian OPT Lalat Buah Skala Kawasan (SIMPOK) berbasis android.
Kegiatan SIMPOK ini telah berjalan sejak tahun 2018 dengan luas areal yang dikendalikan 400 Ha.
Lokasinya di empat kabupaten yaitu Kab. Cirebon 80 Ha (Desa Karangwuni dan Desa Sedong Kidul, Kecamatan Sedong); Majalengka 100 Ha (Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka dan Desa Pasir Muncang, Kecamatan Panyingkiran); Sumedang 120 Ha (Desa Jembar Wangi, Kecamatan Tomo dan Desa Kadu, Kecamatan Jatigede), dan Indramayu 100 Ha (Desa Sliyeg Lor, Kecamatan Sliyeg dan Desa Dewi Dalam, Kecamatan Jatibarang).
“Teknologi yang diterapkan adalah memasang perangkap lalat buah di seluruh pertanaman mangga dengan atraktan Metil Eugenol (ME). Perangkap digantung di cabang/ranting pohon mangga dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah,” ujar Irma.
Populasi lalat buah yang terperangkap dipantau setiap minggu kemudian dihitung jumlahnya dan dicatat dalam database SIMPOK. Selanjutnya, diolah menjadi satuan FTD (fruit fly per trap per day).
“Indikator keberhasilan SIMPOK dapat dilihat dari tingkat populasi lalat buah (hasil tangkapan lalat buah) yang semakin menurun atau FTD-nya di bawah nol,” beber dia.
Success Story Penerapan SIMPOK Mangga
Penerapan SIMPOK di Kabupaten Sumedang dikoordinir oleh Ketua Assosiasi Petani Mangga Kabupaten Sumedang, Inta Suminta. Inta juga menjabat sebagai ketua Poktan Jembar Makmur yang beralamat di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo dengan jumlah anggota poktan 35 orang.
“Luas pertanaman mangga yang dikelola oleh poktan Jembar Makmur seluas 60 hektare,” ujar Inta.
Inta menjelaskan dengan pemasangan perangkap atraktan ME skala kawasan di Kab. Sumedang, populasi lalat buah menurun signifikan sekitar 200%. FTD-nya menurun dari 1.200 ekor menjadi 2 ekor.
“Selain itu, kualitas mangga meningkat dan harga jualnya bagus,” jelas dia.
Ditambahkan oleh Inta, saat ini petani mangga gedong gincu di Sumedang perlahan-lahan mulai mengurangi penggunaan input kimia dan beralih ke penggunaan pestisida nabati dan pupuk organik.
Inta optimis bahwa mangga yang diproduksi anggotanya mampu bersaing di pasar internasional.