Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Jenderal Hoegeng Iman Santoso Tolak Beri Surat Izin Untuk Putranya Mendaftar Akabri

Aditya Soetanto Hoegeng, putra Hoegeng bercerita, pada tahun 1968, dirinya yang baru lulus SMA hendak mendaftar menjadi anggota Angkatan Udara.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Jenderal Hoegeng Iman Santoso Tolak Beri Surat Izin Untuk Putranya Mendaftar Akabri
Istimewa/intisari
Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso direkomendasikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat gelar pahlawan Nasional bersama dua tokoh lainnya, yaitu dokter Kariadi dan Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal Hoegeng Iman Santoso dikenal sebagai sosok polisi yang jujur dan berintegritas.

Kapolri periode 1968-1971 tersebut dikenal luas masyarakat Indonesia.

Kedisiplinan dan kejujuran Hoegeng melegenda karena tidak pandang bulu dalam menjalankan tugasnya.

Hoegeng diketahui pernah menolak memberi surat izin kepada putranya yang hendak mendaftar di Angkatan Udara.

Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit (70), putra Hoegeng bercerita, pada tahun 1968, dirinya yang baru lulus SMA hendak mendaftar menjadi anggota Angkatan Udara.

Baca: Sosok Jenderal Hoegeng di Mata Putranya dan HT Kepolisian yang Aktif 24 Jam, Dibawa Tidur

"Jadi saya mendaftar semua sendiri, tes apapun semua saya lakukan sendiri tanpa memberitahu beliau," kata Didit kepada Tribun, Selasa (6/7/2020).

Berita Rekomendasi

Usai menjalani serangkaian tes masuk Angkatan Udara, ada tahap pengecekan data CV.

"Itu ditemukan bahwa saya anak laki satu-satunya. Pada saat itu, anak laki pertama, atau anak laki satu-satunya dalam keluarga, harus membawa izin tertulis dari orang tua," tutur Didit.

Tidak ada jalan lain buat Didit saat itu.

Ia pun bergegas menghadap Jenderal Hoegeng yang kala itu menjabat sebagai Kapolri.

Didit bertemu dengan ayahnya, Jenderal Hoegeng di Mabes Polri pada pukul 15:30 WIB.

Baca: Kata-kata Jenderal Polisi Hoegeng yang Buat Putranya Merinding

Di sana Didit menemukan sosok ayahnya.

"Seperti biasa saya bilang Hai Pap. Beliau dengan tanpa ekspresi, tanpa hai Dit ada apa, beliau cuma lihat dan nanya ada perlu apa. Saya juga agak shock waktu itu, tapi langsung saya sampaikan bahwa saya perlu izin orang tua," ujar Didit.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas