Dukung Wacana Erick Thohir, Komisi VIII DPR: Merger Bank Syariah Tumbuhkan Kepercayaan Masyarakat
Ace Hasan Syadzily mendukung rencana merger bank-bank syariah BUMN yang diwacanakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pekan lalu
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mendukung rencana merger bank-bank syariah BUMN yang diwacanakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pekan lalu.
Ace mengatakan bahwa sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia menjadi contoh bagaimana keuangan syariah dapat berkembang dan tumbuh dengan pasar yang besar.
Ia juga berharap bahwa merger bank syariah BUMN mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah dan mendorong mereka untuk mulai beralih dari bank konvensional ke bank syariah.
Baca: Wapres Ingin Bank Syariah Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Jelang New Normal
Baca: Erick Tohir Diam-diam Lapor Korupsi di BUMN, KPK Siap Buka Penyelidikan
Baca: Logo Baru Kementerian BUMN Dinilai Sejalan dengan Semangat Transformasi
“Langkah merger bank-bank syariah BUMN saya kira patut didukung. Merger bank syariah Himbara ini harus diarahkan pada upaya memperkuat kinerja perbankan syariah dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah di Indonesia. Jika semakin tinggi kepercayaan masyarakat muslim terhadap pendekatan syariah dalam perbankan akan semakin mendorong pasar yang besar untuk tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia,” ujar Ace melalui pesan singkat, Rabu (8/7/2020).
Selain itu Ace juga menilai perbankan syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh di Indonesia, karena belum digarap secara optimal saat ini.
Sebab, perbankan syariah tidak sekedar mengelola uang yang ditabung oleh nasabah tetapi juga ada dana lain seperti zakat, infaq dan wakaf yang mereka kelola.
“Saya melihat bahwa peluang untuk menggarap pangsa pasar di sektor perbankan syariah ini belum dilakukan secara optimal. Padahal, selain menjadi industri keuangan dengan prinsip syariah, bank-bank merger Himbara ini dapat mendorong skema lainnya seperti zakat, wakaf, infaq dan lain-lain,” sebut Ace.
Di Indonesia, dari data yang dirilis oleh OJK tentang potensi keuangan syariah menyatakan penertrasi perbankan syariah di Indonesia memang masih belum tergali secara maksimal bila dibandingkan perbankan konvensional.
Saat ini market share perbankan syariah masih dikisaran 6 persen. Pembiayaan atau kredit di 6,38 persen, di dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun dikisaran 6,7 persen.
Dari sisi aset, total aset seluruh bank syariah itu baru Rp 537 triliun, sedangkan perbankan konven total asetnya sudah di angka Rp 8.402 triliun.
Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di masa depan.
Rencana 2021
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, akan menggabungkan beberapa bank syariah pelat merah. Dia menargetkan hal tersebut bisa terwujud di awal 2021.
“Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti kita coba mergerin. Insyaallah Februari tahun depan jadi satu, bank syariah Mandiri, BNI,” ujar Erick dalam diskusi virtual, Kamis (2/7/2020) malam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.