Kemenkes Ungkap Sejumlah Alasan Virus Flu Babi G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Penjelasan Lengkapnya
Kementerian Kesehatan menyebut virus flu babi jenis genotype 4 (G4) berpotensi menjadi pandemi.
Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, virus flu babi jenis genotype 4 (G4) berpotensi menjadi pandemi.
Sehingga, virus G4 harus diwaspadai di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan kasus virus flu babi G4 bukan ditemukan pada orang yang sakit.
Namun, ada pemeriksaan darah dari populasi yang dilakukan surveilans atau penelitian terhadap kemungkinan adanya virus itu.
“Ada sejumlah alasan virus G4 berpotensi menjadi pandemi, antara lain virus G4 sudah beredar di populasi babi-babi di China."
"Virus tersebut juga dapat melekat pada reseptor yang ada di saluran pernapasan manusia,” ujarnya, Kamis (9/7/2020), dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Dengan melekat di reseptor, virus dapat masuk ke sel-sel manusia.
Baca: Virus G4 Flu Babi Baru: Bagaimana Penyebaran dan Cara Diagnosis Infeksi Manusia dengan Varian Virus?
Baca: Ahli Epidemiologi Top AS Sebut Virus Baru China Punya Ciri-ciri Flu Babi 2009 dan Flu 1918
Virus G4 juga bisa melekat di jaringan trakea manusia terutama di sel-sel yang melapisi trakea.
Dengan melekat di tabung penghubung saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah serta paru-paru ini, virus dapat menuju ke paru-paru manusia.
Virus tersebut juga dapat menginfeksi sel epitel saluran napas manusia.
Sel-sel yang biasanya melapisi bronkus dan alveoli manusia berhasil diinfeksi dengan virus G4 di laboratorium.
Setelah masuk ke sel-sel manusia, virus baru ini berkembang biak dan menyebar di sana.
Hewan Ferret (sejenis musang) yang terinfeksi G4 dapat menularkannya melalui tetesan air liur atau kontak langsung.
Hasil percobaan pada hewan Ferret (sejenis musang) virus G4 bisa menular lewat kontak langsung.
Virus G4 dapat menular melalui tetesan air liur droplet.
Virus G4 tidak dapat diproteksi dari vaksin flu yang ada, karena ada perbedaan strain virus yang ada dalam vaksin flu.
Namun, ada keuntungan vaksin flu H1N1 sudah ditemukan.
Sehingga, untuk menemukan vaksin G4 akan lebih mudah dibandingkan mengembangkan vaksin Covid-19 yang penyakitnya benar-benar baru.
Nadia mengatakan, sampai saat ini belum ada penularan dari manusia ke manusia.
Yang paling berisiko terinfekai varian G4 adalah penularan dari babi ke manusia, seperti orang-orang yang bekerja atau menjalani aktivitas harian bersama babi.
“Belum ada penularan yang dicatat terjadi antara manusia ke manusia."
"Yang terjadi penularan G4 berasal dari babi yang menular ke manusia, ke peternaknya maupun orang yang bekerja di peternakan babi tersebut” jelasnya.
Baca: Fakta-fakta Flu Babi: Bisakah Manusia Terinfeksi? Ciri Gejala yang Timbul dan Obatnya
Baca: Belum Selesai dengan Virus Corona, Kini Muncul Flu Babi Baru Bernama G4 di China, Bisa Jadi Pandemi!
Di Indonesia sendiri, belum ditemukan kasus flu babi varian G4.
Meskipun belum ada kasus, masyarakat maupun peternak babi diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.
“Cara pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit, dan menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja dengan babi."
"Menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang berhubungan dengan babi (kandang babi, pasar babi, dan tempat pemotongan babi)."
"Lakukan desinfeksi, cuci tangan dan menjaga kebersihan perorangan, serta melakukan vaksinasi hewan,” terang dia.
Kementerian Kesehatan juga telah membuat Surat Edaran Dirjen P2P kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kantor Kesehatan Pelabuhan tentang Kewaspadaan Terhadap Galur Baru Virus Flu Babi (GA EA H1N1).
(Tribunnews.com/Nuryanti)