Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

100 Tahun Pendiri Kompas Gramedia: Generasi Sekarang Layak Meniru PK Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an

Berkat keuletan dan kegigihan Ojong dan Jakob Oetama, lahir Kompas Gramedia, yang menaungi banyak perusahaan di bawah brand Kompas-Gramedia.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 100 Tahun Pendiri Kompas Gramedia: Generasi Sekarang Layak Meniru PK Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an
TRIBUN/DENNIS DESTRYAWAN
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN 

Orangnya sangat ramah dan memiliki kehangatan meski terlihat agak pendiam. Dan kita waktu mahasiswa beliau mendukung dari belakang. Teruskan kita punya perjuangan.

Kompas menjadi sesuatu yang hebat, kita sangat menghargai waktu itu. Beliau mendukung CSIS sejak awal. Karena beliau mengatakan kepada saya, you juga hebat bisa menciptakan think tank yang belum pernah terjadi sebelumnya.

We respect each other in the same interest sebetulnya, bagaimana meluaskan ilmu pengetahuan, supaya meluaskan pandangan-pandangan kita.

Karena beliau kan 1965 baru jadi, kita juga waktu itu masih mahasiswa, kita menciptakan CSIS 1971. Beliau banyak berhubungan dengan kita. Yang paling berkesan tentu belajar mengumpulkan barang-barang budaya.

Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. KOMPAS
Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. KOMPAS (KOMPAS/Arsip)

Lukisan terutama, misalnya ada beberapa lukisan (I Nyoman) Cokot. Itu anjuran dari beliau. Jadi waktu Cokot mengadakan pameran, beliau (PK Ojong) mengatakan kepada saya, "You lihat ini, dia mempunyai gaya tersendiri," Moderen di Bali.

Saya pertama kali kenal banyak hal dalam budaya ini karena anjuran beliau. Beliau yang menceritakan banyak.

Beliau banyak mengumpulkan karya-karya seni dan budaya, terutama di Bentara Budaya. Saya kira idenya beliau. Dan saya belajar dari beliau. Beliau very knows about it very much. Banyak pengetahuan soal budaya.

BERITA REKOMENDASI

Bagaimana Anda melihat PK Ojong dari sisi insan pers?

Dia tidak hanya penulis yang bagus, tapi juga seorang organisator yang hebat. Kompas bisa sampai sekarang ini, karena dua orang ini, Jakob Oetama dan PK Ojong.

Baca: Memori Anak Bungsu PK Ojong, Sang Ayah Sering Traktir Karyawan Telur Rebus dan Bubur Kacang Hijau

Jakob tentu editorialnya, tapi organisasi dan bagian bisnisnya PK Ojong.

Dalam waktu singkat bisa menciptakan landasan untuk dilanjutkan oleh teman-teman lain. Itu yang membuat Kompas Great. Dan itu menunjukkan betapa orangnya sangat sederhana, betapa banyak pemikiran, dan banyak sekali talenta.

Dia betul-betul menguasai dan mencintai apa yang dia lakukan, seluruh hidupnya untuk itu. Maka kerjaannya bukan main, sehingga meninggal saat muda.


Nilai-nilai apa yang diperjuangkan PK Ojong?

Pak Ojong orangnya sangat terbuka, dia bisa bergaul dengan semua generasi. Dan dia terbuka dalam pemikirannya dalam segala apa yang dia lakukan. Dia terbuka untuk mendengar nasehat orang lain.

Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. KOMPAS
Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. KOMPAS (KOMPAS/Arsip)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas