Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

100 Tahun Pendiri Kompas Gramedia: Generasi Sekarang Layak Meniru PK Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an

Berkat keuletan dan kegigihan Ojong dan Jakob Oetama, lahir Kompas Gramedia, yang menaungi banyak perusahaan di bawah brand Kompas-Gramedia.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 100 Tahun Pendiri Kompas Gramedia: Generasi Sekarang Layak Meniru PK Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an
TRIBUN/DENNIS DESTRYAWAN
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN 

Dia juga memberikan dengan segala jujurnya apa yang dia tahu, seperti seni budaya. Dia tentu bekerja keras dan orangnya serius. Saya kenal beliau full of jokes loh. Cocok bisa langsung bergaul dengan ramah.

Saya kira paling menonjol adalah pemikiran-pemikiran, bukan hanya open minded, tapi pendalamannya istimewa. Dia tahu tidak separuh-separuh.

Mau mendalami sesuatu dengan betul-betul. Makanya dia sangat sukses karena memiliki pendalaman yang membuat orang tertarik. Sungguh istimewa.

Melihat duo Jakob Oetama dan PK Ojong seperti apa?

Ya memang, we are very happy and we are very lucky, bahwa mereka berdua dalam waktu yang sama bisa menciptakan sesuatu.
Mereka saling melengkapi. Yang satu lebih ke arah literaturnya, bahasanya, PK dengan pemikirannya, organisasinya, keseriusannya, dan pendalamannya.

Jadi saya kira secara harmoninya timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat. Karena dua pribadinya sangat tertarik kepada masing-masing. The Timing of Kompas, waktu didirikan, itu juga yang membuat Kompas besar.

Dan yang kedua karena dipimpin oleh dua orang yang sangat cocok. Mempunyai ide yang sama, walau berbeda bidang, keduanya sosok yang humanis dan sama dalamnya. Dan itu yang membuat Kompas Great.

Berita Rekomendasi

Nilai apa yang bisa dipetik generasi sekarang, terutama anak muda dari sosok PK Ojong?

Ya saya kira yang perlu anak muda petik, how to be a fully grown and fully opinionated man of person, supaya lantas bisa mencakup banyak hal sekaligus. Itu tidak gampang lagi sekarang.

Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN (TRIBUN/DENNIS DESTRYAWAN)

Dan perlu sekali dalam teknologi. Perlu ada yang menyatukan kalau tidak ada orang yang memiliki pandangan untuk menyatukan, yang begitu pecah belah. Saya kira itu yang hebat. Mereka fully grown thinkers, yang sangat berguna untuk bangsa kita.

Itu yang saya harapkan akan ada orang-orang seperti Jakob Oetama dan PK Ojong di masa yang akan datang. Tidak hanya tahu tik-tok, tik-tok saja.

Momen kebersamaan dengan PK Ojong yang tak terlupakan?

Saya kira yang paling berkesan, karena kita khusus sekali memiliki minat budaya. Dia seseorang yang mempengaruhi saya untuk mencintai seni dan budaya.

Itu satu bagian yang mungkin di bidang-bidang lain semua orang ada, tapi di bidang ini tidak semua orang ada. Sangat spesial. Terima kasih untuk bisa mengarahkan dan menjelaskan supaya bisa tertarik dengan seni dan budaya. (denis/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas