Menaker Pastikan Ada Pengawasan 2000 TKA di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sekiranya ada 2000 TKA asal negeri tirai bambu yang bekerja di proyek strategis nasional tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah memastikan ada pengawasan terhadap tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
Sekiranya ada 2000 TKA asal negeri tirai bambu yang bekerja di proyek strategis nasional tersebut.
Ida berujar akan ada tim pengawas yang melakukan kontrol yang bertugas melakukan pengawasan terhadap orang asing yang bekerja di Indonesia.
Baca: Target Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Molor Hingga 2022 Akibat Pandemi
"Ada tim pengawas yang melakukan kontrol, tim pengendali orang asing," ujar Ida saat melakukan peninjauan proyek pembangunan kereta cepat yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), di Km.3 Jakarta-Cikarang, Senin (27/7/2020).
"Jadi ini yang akan terus melakukan pengawasan terhadap penggunakan TKA. Dipastikan sesuai dengan kebutuhan," lanjut Ida.
Proyek pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung pada mulanya ditargetkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2021.
Baca: Gara-gara Proyek Kereta Cepat, Akses Rumah Tertutup, Air Mampet, Eka Sekeluarga Pilih Ngontrak
Namun, target harus meleset hingga Desember 2022 akibat adanya pandemi virus corona (Covid-19).
Penundaan sementara proyek kereta cepat kerja sama antara Indonesia dan China dikatakannya juga terjadi karena tenaga kerja asing belum bisa masuk ke Indonesia, karena pembatasan penerbangan.
Ida menjelaskan adanya kebutuhan TKA dari China karena peralatan maupun teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan proyek kereta cepat tersebut berasal dari China.
Baca: Pemerintah Sebut Covid-19 Bikin Investasi Terhambat, Termasuk Kereta Cepat Bisa Berhenti Setahun
"Inikan peralatannya semua dari China, manual booknya dari China, yang bisa membaca kan tentu selama ini mereka yang tergabung dalam proyek ini. Tidak hanya di Indonesia tapi juga proyek di negara lain," katanya.
Menaker berujar jumlah total tenaga kerja yang tergabung dalam proyek tersebut sebanyak 12 ribu, dimana 10 ribu merupakan tenaga kerja Indonesia, sisanya sebanyak 2000 merupakan TKA asal China.
"Karena semua peralatan dan teknologinya dari China maka TKA China disini dibutuhkan tapi harus dijelaskan juga tahapan transfer of knowledge-nya," kata Ida.
"Setelah semua ini berjalan, maka mereka akan kembali ke negaranya," lanjutnya.