Prof Taruna Ikrar Bicara Vaksin Covid-19 dan Kemajuan Farmakologi Modern
Taruna menyebutkan bahwa metode dendritic cells yang dikembangkan saat ini memiliki perbedaan dengan varian kandidat vaksin Covid-19 lainnya.
Editor: Hasanudin Aco
Dia juga berikhtiar akan membawa metode ini di Indonesia melalui koordinasi dengan Kementerian kesehatan RI sehingga Indonesia bisa memiliki vaksin sendiri, tidak tergantung dengan negara lain atau perusahaan internasional farmasi.
"Dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia," kata Taruna.
Juga hadir dalam dialog tersebut panelis pertama yaitu dr. Gali Endradita (direktur RS PMC Jombang) yang mengungkapkan bahwa RS di Indonesia pada umumnya belum siap sepenuhnya menghadapi wabah penyakit infeksi sehingga tidak mengherankan jika banyak tenaga medis yang tertular Covid-19 dan tidak sedikit yang meninggal.
Dokter Gali berharap vaksin segera ditemukan karena RS tidak bisa sepenuhnya dijadikan satu-satunya tumpuan untuk menangani wabah karena kapasitas, sarana prasarana dan SDM yang terbatas.
Selain itu, dia juga berharap ada kejelasan regulasi vaksin dari pemerintah terutama yang berkaitan dengan harga vaksin, harapannya vaksin tidak dijadikan komoditas bisnis baru, yang mana banyak pihak menuding Rumah Sakit mengambil keuntungan besar dalam penanganan covid -19 terutama dalam pemasaran vaksin.
"Padahal kami tenaga kesehatan sepenuhnya menjunjung tinggi etika profesi dan sumpah profesi dalam menjalankan tugas dan kewajiban," ujar dokter Gali.
Lain halnya panelis yang kedua, Nurhalina, SKM, M.Epid (Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UnivEersitas Muhammadiyah palangkaraya) yang menyebutkan bahwa pentingnya penerapan new normal berbasis penilaian epidemiologi, penyebarluasan informasi covid-19 yang benar sehingga masyarakat tetap waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Dia menambahkan pentingnya klasterisasi rumah sakit dimasa pandemi, ada rumah sakit yang difokuskan menangani covid-19 dan ada khusus rumah sakit yang tidak menangani covid-19, sehingga masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, adil dan terjangkau.
Nurhalina juga berharap, meskipun telah ada titik terang tentang penemuan vaksin covid-19 namun demikian upaya-upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat tetap menjadi prioritas dalam pengendalian covid-19 sehingga masyarakat tetap waspada,mau dan mampu to detect, to test dan to respond covid-19 di sekitarnya.
Begitupula dengan panelis yang ke-3, Dr.Syamsuriansyah yakni Direktur Politeknik Farma Husada NTB yang menyebutkan bahwa kurangnya pelibatan peran tokoh masyarakat dalam pengendalian Covid-19 terutama di Provinsi NTB.
Padahal, kata dia, tokoh masyarakat merupakan salah satu influencer yang dapat menggerakan masyarakat untuk upaya-upaya pencegahan dan meluruskan berita hoaks yang ada di lapangan.
Syamsuriansyah juga berharap tidak ada persaingan antar negara dalam membuat vaksin Covid-19 yang bermuara pada egosentris dan bisnis oriented yang merugikan negara-negara lainnya.
Di penghujung acara, Taruna menegaskan bahwa global colaboration dalam memerangi Covid-19 sangat penting karena covid-19 bukan hanya masalah Indonesia tapi masalah seluruh dunia.
Taruna juga menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan nantinya akan memenuhi standar halal sehingga tidak ada keraguan bagi umat muslim dalam menggunakannya.
Pada kesempatan itu, Taruna juga mohon doa dan dukungan agar kandidat vaksin yang ditelitinya bersama tim maupun ilmuwan lainnya dapat lolos uji klinis selanjutnya hingga aman untuk segera digunakan oleh semua kalangan yang membutuhkan terutama untuk mempercepat eradikasi Covid-19 di seluruh dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.