Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjadikan Protokol Kesehatan Sebagai Kebudayaan Baru Membutuhkan Waktu

Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk menciptakan kebiasaan baru ditengah kehidupan.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menjadikan Protokol Kesehatan Sebagai Kebudayaan Baru Membutuhkan Waktu
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Meutia Hatta. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk menciptakan kebiasaan baru ditengah kehidupan.

Kebiasaan baru ini tercipta agar kita terhindar dari virus Covid-19 dan tetap dapat beraktivitas sehari-hari dengan normal.

“Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, yang kemudian menjadi dibiasakan,” jelas Meutia Hatta selaku Tim Pakar Sosial Budaya Satuan Tugas Covid-19, dalam siaran pers BNPB, Selasa, (4/8/2020).

Kemudian Meutia juga menjelaskan bagaimana kebiasaan dapat berubah menjadi suatu kebudayaan.

Baca: Dorong Maskerisasi di Perdesaan Untuk Wujudkan Desa Aman Covid-19

Kebiasaan itu menurutnya berawal dari kegiatan yang memiliki manfaat bagi orang-orang yang melakukannya, kemudian kegiatan ini dilakukan secara berkala menjadi kebiasaan.

"Namun untuk menjadi kebudayaan, dia memerlukan waktu yang tidak singkat” kata Meutia.

BERITA REKOMENDASI

Contoh dari kebiasaan yang sudah menjadi budaya adalah cuci kaki sebelum masuk ke rumah.

Baca: Tak Hanya Indonesia, Korea Selatan Pun Beri Bantuan Uang Tunai Untuk Warganya Saat Pandemi Covid-19

Awalnya kebiasaan ini dipraktekan di rumah panggung, di Lampung, Sulawesi atau Palembang.

Di atas rumah diberikan sebuah gentong berisi air untuk kita mencuci kaki sebelum masuk rumah.

Manfaat dari kebiasaan ini adalah kita masuk ke rumah dengan keadaan kaki yang sudah bersih.

Lama-kelamaan kebiasaan ini akhirnya menjadi budaya.

Baca: Kronologi Kasus Video Kontroversi Anji & Hadi Pranoto Soal Obat Covid-19, Berujung Pada Pelaporan

Meutia juga memberikan contoh lain dari kebiasaan yang lama-lama menjadi kebudayaan.

“Makanan sayur tadinya bukan budaya dari orang Minang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas