Gerindra-PDIP di Pilpres 2024 Terbuka Lebar, Pengamat: Komunikasi Cair Pasca Prabowo Gabung Koalisi
komunikasi antara Prabowo dan Megawati Soekarnoputri terlihat cair setelah Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintah.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP) di Pilpres 2024 dinilai sangat terbuka lebar jika Prabowo Subianto kembali maju sebagai capres.
Pengamat politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang Adib Miftahul beralasan komunikasi antara Prabowo dan Megawati Soekarnoputri terlihat cair setelah Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintah.
"Menurut saya (koalisi Gerindra-PDIP) sangat-sangat terbuka lebar. Apalagi komunikasi Pak Prabowo dan Bu Megawati sudah terlihat cair pasca Pak Prabowo mau bergabung dengan koalisi. Dengan Pak Jokowi juga begitu (terlihat cair)," ujar Adib, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).
Baca: Pernyataan Slamet Maarif, Pengamat: Itu Ekspresi Kekecewaan karena Prabowo Gabung Pemerintah
Di sisi lain, Adib melihat kader-kader PDIP di nasional masih kurang memiliki potensi untuk bertarung sebagai kandidat capres.
Menurutnya Prabowo masih bisa mengalahkan nama-nama kader banteng seperti Ganjar Prabowo hingga Puan Maharani. Dan demi meraih kemenangan di Pilpres 2024 bukan tak mungkin PDIP akhirnya berkoalisi dengan Gerindra.
"Ganjar Pranowo, kemudian Puan Maharani, itu menurut saya popularitas, likebilitas, maupun elektabilitas masih jauh dibawah Pak Prabowo. Karena bagaimana pun kemenangan PDIP di 2019 harus juga diraih di 2024, jadi menurut saya sangat-sangat terbuka lebar ketika Pak Prabowo atau Gerindra akan berkoalisi dengan PDIP," jelasnya.
Adib sendiri meyakini pengukuhan kembali mantan Danjen Kopassus itu sebagai Ketua Umum Partai Gerindra lima tahun ke depan adalah proyeksi untuk maju dalam Pilpres 2024.
Apalagi sosok Prabowo masih dianggap dapat menyatukan Partai Gerindra. Terbukti ketika Prabowo memutuskan Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah, tak ada riak yang terlalu kencang di tubuh partai tersebut.
"Terpilihnya Prabowo sebagai Ketum Gerindra lagi melalui KLB kemarin menurut saya tak jauh-jauh dari proyeksi 2024. Pak Prabowo masih dianggap figur yang bisa menyatukan kekuatan Gerindra dibalik faksi-faksi lain, soliditas internal," kata dia.
"Buktinya adalah ketika gerbong Gerindra yang dibawa pak Prabowo ke koalisi yang selama ini menjadi lawan, riaknya tidak terlalu kencang," tandasnya.