Kemendikbud Pastikan Kurikulum Darurat Sudah Sangat Sederhana Untuk Guru
Totok Suprayitno memastikan kurikulum darurat yang dibuat pihaknya telah memberikan kesederhanaan untuk guru.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno memastikan kurikulum darurat yang dibuat pihaknya telah memberikan kesederhanaan untuk guru.
Totok mengatakan dalam kurikulum darurat jumlah Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar (KIKD) ada yang dihilangkan atau digabung hingga 70 persen.
Langkah ini dilakukan demi memberikan pembelajaran yang sederhana di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Bagi guru sudah sangat sederhana. Itu jumlah cakupan yang digabung atau dihilangkan ada sampai 70 persen. Jadi jauh dengan yang aslinya," ujar Totok dalam webinar Bincang Sore Kemendikbud, Senin (10/8/2020).
Baca: Kurikulum Darurat Diharapkan Jadi Awal Kemendikbud Evaluasi Carut Marut Sistem Pendidikan
Sementara dari sisi metode pembelajaran, Kemendikbud mencoba tidak memberikan preskriptif atau ketentuan.
Totok mengatakan hal ini dilakukan agar tidak terjadi keseragaman dalam metode pembelajaran para guru.
Baca: Nadiem Akui Banyak Pendidik yang Menginginkan Kurikulum Darurat
"Lalu kita kalau metode sebenarnya, kami berusaha keras tidak memberikan preskriptif yang luar biasa. Nanti akan terjadi keseragaman," kata Totok.
Dirinya tidak menginginkan terjadi keseragaman metode pembelajaran seperti yang terjadi di masa lalu.
Seperti diketahui, Kemendikbud menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Melalui Permendikbud ini sekolah dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik di tengah kondisi pandemi Covid-19.