Kematian Misterius Hendri Alfred Bakari, Sehari Setelah Ditangkap Satres Narkoba Polresta Barelang
Hendri Alfred meninggal secara mengenaskan setelah ditangkap Unit Satres Narkoba Polresta Barelang. Kepala dan wajah jenazahnya di-wrap plastik putih.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus tewasnya Hendri Alfred Bakari (38) masih menuai tanda tanya.
Korban dinyatakan meninggal dunia sehari setelah ditangkap oleh jajaran unit Satres Narkoba Polresta Barelang.
Kapolresta Barelang Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro mengatakan pihaknya berkomitmen melakukan investigasi secara transparan terkait kasus kematian Hendri.
Ia tidak segan akan menindak jajarannya jika terbukti melakukan pelanggaran profesi dan disiplin.
"Pasti (sanksi tegas). Semua tugas ada konsekuensinya," kata Purwadi saat dihubungi, Kamis (13/8/2020).
Baca: Napi Kasus Begal Menikahi Pujaan Hatinya di Masjid Polresta Barelang
Purwadi mengatakan jajaran Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Kepulauan Riau juga telah turun tangan untuk investigasi kasus tersebut.
Pemeriksaan itu diharapkan untuk mengetahui kematian Hendri secara lebih terang.
"Tim dari Propam sudah turun. Kita sudah serahkan ke Polda untuk memeriksa. Kita komit untuk meluruskan kalau memang anggota ada anggota yang tidak sesuai prosedur," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, almarhum Hendri Alfred Bakari, pria 38 tahun, warga Kecamatan Belakang Padang meninggal dunia Sabtu (8/8/2020) lalu.
Kepergian Hendri Alfred masih menyisahkan sederet tanda tanya bagi pihak keluarga yang ditinggal.
Bukan tanpa alasan, Hendri Alfred meninggal secara mengenaskan setelah ditangkap oleh jajaran unit Satres Narkoba Polresta Barelang.
Kepala dan wajah jenazahnya di-wraping dengan plastik putih. Hal itu pulalah yang membuat keluarga bingung.
Sehari sebelum Hendri ditangkap, ia bahkan masih terlihat sehat. Pengakuan pihak keluarga, Hendri bahkan tidak ada gejalah penyakit yang diidapnya.
Di usianya 38 tahun, Hendri selalu sehat menjalankan aktivitasnya sebagai nelayan di kecamatan Belakang Padang itu.
Desakan Kompolnas
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mendorong divisi profesi dan pengamanan (Propam) Polda Kepulauan Riau untuk memeriksa penyidik polres Barelang terkait misteri kematian Hendri Alfred Bakari.
"Propam Polda Kepri perlu memeriksa para penyidik yang melakukan lidik sidik kasus almarhum, baik pada saat penangkapan, penahanan, maupun pemeriksaan di Kepolisian," kata Poengky saat dihubungi, Kamis (13/8/2020).
Poengky mengatakan pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah ada prosedur yang dilanggar oleh penyidik dari Polres Barelang.
Ia meminta proses pemeriksaan juga harus dilakukan secara transparan.
"Apakah penangkapan, penahanan dan pemeriksaan telah dilakukan sesuai prosedur atau diduga ada kekerasan berlebihan yang mengakibatkan almarhum meninggal dunia? Ataukah pada saat interogasi tiba-tiba sakit, maka interogasi harus dihentikan dan menunggu pihak yang diinterogasi sehat, tidak boleh orang sakit dipaksa untuk diinterogasi," jelasnya.
Menurutnya, pemeriksaan Propam merupakan bentuk akuntabilitas polri yang diharapkan hasilnya dapat disampaikan secara transparan kepada publik.
Atas dasar itu, publik khususnya keluarga almarhum bisa mendapatkan informasi yang jelas.
"Jika benar diduga ada kekerasan, maka pelakunya harus diproses secara hukum. Pengawasan dari pengawas Internal yang kuat, disertai reward and punishment yang tegas, akan menjadikan anggota Polri makin profesional," tandasnya.