Satu dari Deklarator KAMI Sebut Deklarasinya Disikapi secara Norak dan Kampungan
Rezim yang merasa terancam melakukan berbagai upaya untuk mencegah kelahiran dan berkembangnya KAMI
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu dari sekian deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yakni Ustad Edy Mulyadi menyayangkan deklarasi pihaknya yang disikapi secara norak dan kampungan.
"Deklarasi KAMI ternyata disikapi secara norak dan kampungan. Rezim yang merasa terancam melakukan berbagai upaya untuk mencegah kelahiran dan berkembangnya KAMI," ujar Edy, kepada Tribunnews.com, Kamis (20/8/2020).
Upaya-upaya yang dimaksud Edy antara lain seperti mengintimidasi para inisator, mengancam dan melarang rakyat di daerah yang hendak datang, sampai menyebarkan meme-meme palsu yang sangat provokatif.
"Bahkan mereka juga mengerahkan beberapa ekor demonstran bayaran untuk mengganggu dan memprovokasi peserta deklarasi," kata dia.
Baca: KAMI : Tak Ada Uang Serupiah Pun dari Gatot dan Din Syamsuddin untuk Acara Deklarasi
Baca: HNW: Teror terhadap Deklarasi KAMI adalah Warisan Penjajah dan Ciderai Demokrasi
Edy, yang juga Ketua Umum Front Anti Komunis Indonesia (FAKI), berpendapat mestinya penguasa bijak dalam menyikapi kelahiran KAMI.
Menurutnya rezim harus introspeksi dan mawas diri.
Dia juga menegaskan KAMI tidak akan dideklarasikan jika pemerintah bekerja sesuai dengan amanat konstitusi.
"KAMI tidak akan dihadirkan jika parpol dan anggota dewan bekerja menyampaikan aspirasi rakyat. Jadi, kepada penguasa dan para anteknya, hentikan cara-cara norak dan kampungan itu," jelas Edy.
"Apalagi masih saja mengandalkan buzzerRp yang benar-benar telah menimbulkan kegaduhan dan perpecahan horizontal. Seperti kata Presidum KAMI Prof. Din Syamsudin, jika terus dihadang dan ditentang KAMI akan mengeras. Wahai penguasa, berhati-hatilah kalian," tandasnya.