Calon Kepala Daerah Harus Pintar Buat Konten Kreatif di Medsos Saat Kampanye
Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tetap akan digelar Desember 2020 mendatang meski dalam suasana pandemi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tetap akan digelar Desember 2020 mendatang meski dalam suasana pandemi covid 19.
Dipastikan saat musim kampanye nanti calon-calon kepala daerah akan menyajikan konten visi misi secara daring meski KPU tidak melarang apabila ada kampanye yang bersifat tatap muka langsung asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Direktur Executive Politician Academy, Bonggas Adhi Chandra memastikan metode kampanye akan berubah dari konvensional ke digital.
Baca: Ketika Gibran Rakabuming Ikuti Olahraga Pagi Secara Daring Bersama Sejumlah Calon Kepala Daerah
Calon kepala daerah pun dituntut menyajikan konten visual yang kreatif.
Dia memprediksi kampanye kreatif akan membanjiri media sosial (medsos).
Alasannya, ruang interaksi sosial untuk kampanye terbatasi akibat pandemi covid-19.
"(Kesuksesan) peradaban layar itu ditentukan oleh tim kreatifnya para tim suskes (calon kepala daerah)," tutur Bonggas dalam pernyataannya, Senin(24/8/2020).
Baca: Anak dan Menantu Presiden Maju di Pilkada, Jimly Ingatkan Amanat Reformasi Anti-KKN
Tim kreatif kata Bonggas juga dapat mengangkat isu yang santer di tengah masyarakat sebagai bumbu kampanye virtual.
Pembahasan mesti dilakukan konsisten dari awal hingga akhir.
"Kalau sudah menjadi opini publik ini akan (menjadi) keuntungan," kata dia.
Bonggas menjelaskan tidak ada lagi model kampanye dengan menggelar acara musik hingga jalan sehat.
Di tengah kondisi Covid-19 yang masih menyerebak, peserta pemilu diupayakan untuk melakukan kampanye secara daring.
Oleh karena itu, kampanye secara tatap muka langsung menjadi pilihan. Namun, ada sejumlah aturan yang mesti dipahami.
Baca: Anak dan Menantu Presiden Maju di Pilkada, Jimly Ingatkan Amanat Reformasi Anti-KKN
"Misalnya, pembatasan kapasitas orang dalam sebuah ruangan. Kemudian menjaga jarak, menggunakan masker, membawa hand sanitizer, face shield bila diperlukan dan tentu yang lain-lain ya terkait dengan protokol kesehatan. Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," ujar Bonggas.