Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Perwira di Polres Tulungagung Terima Penghargaan

Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi mereka dalam menciptakan dan memelihara Kamtibmas selama masa pandemi Covid-19.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tiga Perwira di Polres Tulungagung Terima Penghargaan
istimewa
Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi mereka dalam menciptakan dan  memelihara Kamtibmas selama masa pandemi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga perwira di Polres Tulungagung menerima penghargaan dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia Lemkapi pada Senin (31/8/2020).

Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi mereka dalam menciptakan dan memelihara Kamtibmas selama masa pandemi Covid-19.

Ketiga perwira tersebut adalah Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia, Wakapolres Kompol Yoghi Hadisetiawan, dan Kasat Lantas AKP Aristianto Budi Sutrisno.

Baca: Ini 5 Daerah dengan Kasus Kematian Akibat Covid-19 yang Meningkat Tajam

Piagam penghargaan diserahkan oleh Direktur Eksekutif Lemkapi Dr. Edi Hasibuan, SH, MH, dan disaksikan Kapolsek jajaran serta Pejabat Utama (PJU) Polres di ruang Problem Oriented Policing (POP) Polres Tulungagung.

Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan mengungkapkan, penghargaan diberikan setelah pihaknya melakukan kajian sekitar satu bulan.

Menurut dia, dari beberapa Polres/Polresta, Polrestabes, dan Polda se-Indonesia, penanganan Covid-19 di Tulungagung memiliki karakteristik yang berbeda.

Berita Rekomendasi

“Jadi, kami melihat penanganan Covid-19 di Tulungagung ini cukup berhasil,” katanya.

Edi menjelaskan, beberapa indikatornya adalah tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 cukup tinggi, yakni mencapai 90 persen lebih.

Baca: Berada di Kepulauan, Per 30 Agustus Ada 26 Kabupaten/Kota Tidak Terdampak Covid-19

Selain itu, penanganan Covid-19 tidak hanya dilakukan pemerintah, aparat penegak hukum, dan petugas medis, tetapi melibatkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dalam spot-spot yang berlabel tangguh seperti kampung tangguh, pasar tangguh, industri tangguh, kafe tangguh, dan lain sebagainya.

“Ini adalah hal yang luar biasa, kepedulian antar sesama sangat nampak,” katanya.

Edi mencontohkan Kampung Tangguh Desa Bolorejo Kecamatan Kauman.  Menurut dia, nuansa guyub rukun dan kegotong-royongan sangat terasa kental. Tidak hanya untuk penanganan Covid-19, tetapi Kampung Tangguh sudah didesain untuk segala hal seperti pemberantasan narkoba, tanggap bencana, ketahanan pangan, Kamtibmas, ekonomi tangguh, dan pendidikan tangguh.

“Ada satu hal lagi yang patut dijadikan pilot project, yakni adanya Pos Digital Astuti yang memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat untuk berkomunikasi dengan polisi, dan segera memberikan problem solving dari setiap permasalahan yang ada,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, kata Edi, pihaknya juga menyarankan agar Polres Tulungagung terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.

Kedepan, Edi menyarankan Pos Digital Astuti juga ditempatkan di titik-titik yang menjadi atensi Kepolisian, seperti daerah yang  rawan kriminalitas, kecelakaan, atau bencana alam.

“Kami tahu untuk membangun itu tidak mudah dan tidak murah, tetapi kami yakin dengan dukungan banyak pihak akan mudah diwujudkan,” tukasnya.

Sementara Wakapolres Tulungagung Kompol Yhogi Hadisetiawan mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan Lemkapi.

Namun, dia mengatakan keberhasilan penanganan Covid-19 di Tulungagung bukan dilakukan oleh dirinya, Kapolres, maupun Kasatlantas, tetapi oleh seluruh anggota TNI/Polri, pemerintah, dan dukungan masyarakat.

“Bukan kami Bapak, tetapi orang yang hadir disini (Kapolsek, PJU) dan seluruh anggota TNI/Polri, pemerintah serta masyarakatlah yang bekerja keras mencegah penyebaran Covid-19,” ucapnya.

Yhogi mengakui, grand design penanganan Covid-19 di Tulungagung tidak terlepas dari arahan Kapolda Jatim.

Menurut dia, Kapolda Jatim Irjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si ketika itu membawa konsep Problem Oriented Policing (POP) yang cepat dan tepat.

“Jadi, konsepnya kami (polisi) hanya sebagai pemicu atau detonatornya saja. Ketika diledakkan, maka seluruh elemen masyarakat yang sudah memiliki jiwa POP langsung bergerak,” jelasnya.

Yhogi menambahkan, meski saat ini tingkat kesembuhan sudah tinggi, tetapi pihaknya tetap ketat menerapkan protokol kesehatan kepada masyarakat.

Menurut dia, setiap hari anggota melakukan patroli gabungan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar selalu bermasker, menjaga jarak, dan menjaga pola hidup sehat. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas