Eks Menristek: Baru 34,58 Persen Warga Indonesia yang Tempuh Jenjang Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir mengatakan saat ini jumlah masyarakat yang menempuh jenjang pendidikan tinggi masih rendah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi dan Pendidikan, Mohamad Nasir mengatakan saat ini jumlah masyarakat yang menempuh jenjang pendidikan tinggi masih rendah.
Nasir mengatakan pada 2019, jumlah masyarakat yang masuk perguruan tinggi hanya mencapai 34,58 persen dari keseluruhan warga Indonesia.
"Kondisi yang sekarang terjadi adalah masalah-masalah yaitu buat rakyat Indonesia ini yang mengikuti pendidikan tinggi baru 34,58 persen," ujar Nasir dalam webinar Kompas Talk with UT, Rabu (2/9/2020).
Baca: Cara Daftar Beasiswa di American University, Termasuk Biaya Kuliah Penuh Jenjang S1
Mantan Menristek ini mengatakan jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan negara Asia lainnya.
Dia mencontohkan sebanyak 47 persen warga negeri Jiran Malaysia telah menempuh pendidikan tinggi.
Sementara Singapura, 78 persen warganya menempuh jenjang perguruan tinggi.
"Kalau kita berbicara Korea Selatan itu sudah 98 persen. Hampir seluruh rakyat Korea Selatan usia 18 sampai 23 tahun itu sudah mengenyam pendidikan tinggi," ungkap Nasir.
Menurut Nasir, terdapat dua kemungkinan untuk para lulusan jenjang SMA, yakni tidak lanjut kuliah atau langsung bekerja.
Sekitar 65 persen warga Indonesia memutuskan tidak melanjutkan untuk kuliah.
"Ini yang kita hadapi sekarang. Bagaimana kita meningkatkan kualitas SDM kalau kita baru 34,58 persen pada tahun 2019," pungkas Nasir.
Menurut Nasir, pemerataan kualitas pendidikan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Langkah ini diperlukan agar seluruh masyarakat mendapatkan akses kepada pendidikan.