Kampanye Ini Ajak Masyarakat Konsumsi Nutrisi dari Sayuran Segar dan Berkelanjutan
Kampanye Re:juve mendorong masyarakat lebih jeli dan bijaksana dalam memilih produk-produk yang baik dan tepat bagi tubuh.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Padahal produksi harian sampah organik di Jakarta bahkan bisa mencapai 60 persen atau lebih tinggi
dari sampah nonorganik.
Sebagai produk yang menggunakan buah dan sayuran segar, Re.juve juga tidak menampik, bahwa dalam
produksi hariannya ada volume sampah organik yang cukup besar yang dihasilkan.
Untuk itulah sejak Februari 2020 yang lalu, Re.juve bekerja sama dengan KOMPIS, untuk mengolah
sampah buah dan sayuran sisa produksi menjadi maggot pakan ternak bernilai tinggi.
Baca: Menko Perekonomian & Menko PMK Jadi Juri Ajang Indonesia Awards 2020
Meski setelah diolah sampah organik ini menjadi bernilai ekonomi, Re.juve memberikan sisa produksi
tersebut secara cuma-cuma sebagai bentuk kontribusi perusahaan kepada masyarakat.
Emil Kaburuan, pendiri KOMPIS mengatakan, pihaknya menyambut baik tawaran dari Re.juve untuk
terlibat dalam pengolahan sampah organik menjadi maggot.
Baca: Dorong Masyarakat Peduli Lingkungan, BUMD DKI Buat Aplikasi Daur Ulang Sampah
Dengan mengirimkan secara langsung sampah organik dari Central Production Facility (CPF) di
Cikupa ke fasilitas pengolahan maggot di Ciater, Tangerang Selatan, Re.juve telah membantu
meniadakan proses pemilahan sampah yang memakan biaya tinggi.
"Serta turut memberdayakan hingga tujuh warga sekitar untuk mengolah materi organik menjadi 50
kilogram maggot per hari dan mampu memberikan keuntungan kepada warga hingga Rp 10,5 juta per
bulan,” katanya.
Re.juve juga berkomitmen untuk tidak menambah sampah plastik baru dengan mengubah seluruh kemasan
botol plastik minuman Re.juve dengan 100% plastik Recycled-PET yang aman untuk makanan dan
minuman.