Dulu Ikut Demo RKUHP, Begini Kabar Terbaru 3 Ketua BEM di Tengah Demo Tolak UU Cipta Kerja
Di tengah demo tolak UU Cipta Kerja, netter diingatkan kembali tentang sosok tiga Ketua BEM yang pernah viral saat demo tolak RKUHP tahun lalu.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI akan menggelar demonstrasi menolak omnibus law UU Cipta Kerja di Istana Merdeka, Kamis (8/10/2020) hari ini.
Diperkirakan, mahasiswa yang akan turun ke jalan jumlahnya mencapai lebih dari 5.000 orang.
Mereka disebut datang dari berbagai kota dan wilayah.
Dikutip dari Kompas TV, BEM SI menuntut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) UU Cipta Kerja.
"Secara narasi, kami sepakat menolak dan mengusahakan alternatif lain seperti JR (Judicial Review) dan mendesak Presiden untuk mengeluarkan PERPPU," kata Koordinator Media Aliansi BEM SI, Andi Khiyarullah kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Baca: Situasi di Sekitar Istana Jelang Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dijaga Ketat Personel TNI-Polri
Baca: Demo Tolak UU Cipta Kerja, Mahasiswa Lempari Petugas dengan Batu Saat Dihadang di Flyover UI
Di tengah kabar demo penolakan UU Cipta Kerja, awam pun kembali diingatkan dengan para ketua BEM yang sempat viral pada tahun lalu.
Hal ini bermula dari cuitan seorang netter dengan akun @kelinciracer di Twitter pada Selasa (6/10/2020) dan viral.
Dalam cuitannya, @kelinciracer mengunggah tangkapan layar akun Instagram tiga ketua BEM yang pernah viral tahun lalu.
Ketiganya adalah Manik Marganamahendra (Ketua BEM UI), Muhammad Atiatul Muqtadir (Ketua BEM UGM), dan Royyan A Dzakiy (Presiden Keluarga Mahasiswa ITB).
Diketahui, ketiga Ketua BEM itu sempat viral saat memimpin demo mahasiswa yang menentang RUU KUHP dan UU KPK pada akhir September 2019.
Mereka berorasi di tengah peserta demo termasuk melayangkan mosi tidak percaya kepada DPR dan pemerintah.
Bahkan mereka sempat diundang menjadi narasumber di beberapa talkshow di stasiun TV swasta.
Masih lewat cuitan, akun @kelinciracer meminta netter menemukan perbedaan di antara ketiga ketua BEM tersebut.
"temukan perbedaan antara 3 kabem yang sempat viral tahun lalu," tulis dia.
Lantas, bagaimana kabar terbaru para ketua BEM 2019 ini?
Baca: Presiden Jokowi ke Kalimantan Tengah Saat BEM SI Demo di Istana Negara, Setpres Buka Suara
Baca: Buruh dan Mahasiswa Demo Istana Tolak UU Cipta Kerja, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
Manik Marganamahendra adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) 2019.
Manik yang telah merampungkan pendidikan di S1 Kesehatan Masyarakat UI ini viral setelah melontarkan pernyataan di hadapan dua anggota DPR RI.
Manik menyerukan soal mosi tidak percaya kepada DPR dan menyebut DPR sebagai Dewan Pengkhianat Rakyat.
Beberapa waktu lalu, Manik Marganamahendra sempat hadir dalam sidang lanjutan permohonan uji materi UU KPK.
Manik Marganamahendra hadir dalam persidangan yang digelar pada Senin (24/8/2020) untuk memberikan kesaksian bersama dengan mantan penasihat KPK, Budi Santoso.
Terkait UU Cipta Kerja, Manik kembali bersuara. Lewat akun media sosialnya, Manik menulis sejumlah pendapatnya soal UU Cipta Kerja.
Menurut Manik, apa yang dilakukan DPR dan pemerintah adalah pemufakatan jahat sebab pembahasan Omnibus Law tetap dilanjutkan meski banjir kritikan.
"Omnibus Law: Ancaman di Malam Minggu
Malam Minggu ini DPR dan Pemerintah lagi-lagi 'pacaran' kembali menghasilkan pemufakatan jahatnya: Pembahasan Omnibus Law dilanjutkan!
Rupanya tak ada istirahat untuk hal-hal jahat.
Pembahasan Omnibus Law masih mau dilanjutkan, meski mendapat banyak kritik dari masyarakat.
Lantas, hari ini, pada siapa kita harus menaruh percaya?" tulis Manik dalam postingan dengan gambar #mositidakpercaya.
Manik juga mengingatkan kepada para peserta aksi yang hari ini turun ke jalan untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"AKSI DAN PROTOKOL KESEHATAN
Terlepas dari apapun pilihanmu hari ini, terima kasih bagi yang sudah bersikap!
Tetap utamakan protokol kesehatan! Semoga kita selalu berada dalam lindungan Tuhan.
Selamat berjuang kawan!" tulis Manik.
Muhammad Atiatul Muqtadir adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM UGM) 2019.
Sama seperti Manik, nama mahasiswa yang karib disapa Fathur ini viral saat demo serta berdebat dengan Fahri Hamzah di sebuah talkshow.
Dari informasi yang dihimpun, sarjana Kedokteran Gigi UGM ini tengah disibukkan dengan aktivitas sebagai co-ass di Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Selain itu, lewat akun Instagram-nya, Fathur kerap mengunggah potret dirinya terlibat di sejumlah aktivitas sosial.
Beberapa waktu lalu, Fathur sempat menjadi buah bibir lantaran mempromosikan aplikasi belanja online.
Netter pun mengira, kini Fathur kini telah debut menjadi selebgram dengan 1,1 juta follower di Instagram serta akun yang terverifikasi.
Sayangnya, postingan Fathur tersebut tidak bisa lagi ditemukan.
Di tengah ramai penolakan UU Cipta Kerja, Fathur memang belum menyuarakan pendapatnya.
Namun ia pernah membahas soal RUU Cipta Kerja pada postingan yang diunggah 20 Februari 2020 dan tegas menolak RUU tersebut.
Pasalnya, pembahasan omnibus law Cipta Kerja tidak melibatkan buruh secara substantif serta adanya dampak pekerja yang dirugikan.
"Menyoal omnibus law
Sebelum pamit sejenak dari instagram, saya hendak menegaskan satu hal: menolak omnibus law.
Sebagai seorang presma yang telah demisioner, rasanya dengan menulis disini lah saya bisa memperjuangkan sikap ini atau mungkin datang langsung menyambut seruan aksi kawan-kawan yang masih aktif di organisasi sembari menyelesaikan skripsi.
Ya, layaknya mahasiswa akhir atau presma demisioner pada umumnya.
Berkali kali telah saya bagikan postingan yang membahas omnibus law, ada dari kanal persatuan buruh ataupun kanal organisasi mahasiswa.
Namun, tampaknya belum cukup jua menegaskan posisi saya terhadap RUU cilaka (re:celaka) ini.
Bukan dalam rangka membuktikan. Pun tak ada niatan jadi pahlawan kesiangan.
Hanya saja keterbatasan ilmu saya membuat saya perlu lebih lama untuk mempelajari isu ini.
Izinkan saya berbagi alasan utama saya ikut dalam penolakan ini.
Di samping pembahasannya yang tidak melibatkan buruh secara substantif dan penghapusan sanksi pidana pada pengusaha, dua hal yang perlu menjadi perhatian dalam omnibus law ini adalah pekerja yang dirugikan dan ancaman bagi lingkungan!
Tak heran RUU ini disebut sebagai aturan 'celaka' karena alih-alih menciptakan lapangan kerja, aturan ini justru jadi ancaman para pekerja.
Ada banyak hak pekerja yg coba dihapuskan seperti mudahnya pekerja utk di PHK, dihapuskannya cuti haid dan melahirkan, serta ditiadakannya pesangon dan upah minimum.
Singkatnya, aturan ini memandang buruh sebatas alat produksi, bukan manusia sebagai subjek yang harus dimuliakan.
Lewat rencana Omnibus law pemerintah juga berencana memnbuka keran investasi dan menyederhanakan izin dengan mengabaikan lingkungan, salah satunya ditunjukkan melalui rencana penghapusan Amdal dan IMB dari syarat Proyek
Kawan-kawan, kita mengharapkan pembangunan yang meningkatkan kualitas hidup, hal inilah yang menyebabkan setiap rencana pembagunan perlu dilihat apakah merusak manusia dan lingkunganya atau tidak.
Amdal merupakan salah satu instrumen yang memperkirakan dampak lingkungan akibat pembangunan, sehingga harapannya pembangunan yang dilakukan tetap memiliki keberpihakan pada lingkungan hidup," tulis Fathur.
3. Royyan A Dzakiy
Selain Fathur dan Manik, satu sosok ketua BEM yang sempat viral pada tahun lalu adalah Royyan Abdullah Dzakiy.
Royyan A Dzakiy adalah Presiden Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) 2019
Saat itu, Royyan juga diundang di acara Mata Najwa menyampaikan uneg-uneg terkait kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
Pada 30 Juni 2020, Royyan dinyatakan lulus dari S1 Teknik Informatika ITB.
Dalam profil LinkedIn-nya, Royyan mencantumkan pekerjaan sebagai IoT Engineer di sebuah perusahaan startup di Bandung.
Walau tak lagi berstatus sebagai mahasiswa, Royyan tetap menyuarakan pendapatnya terkait demo tolak UU Cipta Kerja.
Ia mengganti foto profil Instagram-nya dengan tulisan #mositidakpercaya.
Royyan juga terpantau menyebarkan informasi penggalangan dana terkait aksi demo yang akan dilakukan rekan-rekannya lewat akun InstaStory.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)