Benny Mamoto Jamin Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani Akan Terus Diawasi
TGPF datang aparat dan pemerintah daerah tidak bisa menemui keluarga almarhum Pendeta Yeremia Zanambani
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya Benny Mamoto menjamin proses penyidikan perkara tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani akan diawasi meski TGPF Intan Jaya telah dibubarkan mengingat tim tersebut hanya punya batas waktu dua minggu sejak dibentuk.
Benny yang juga merupakan Ketua Harian Kompolnas tersebut mengungkapkan proses penyidikan tersebut tetap akan diawasi olehnya melalui Kompolnas.
Ia pun mengatakan akan terus melaporkan perkembangan penyidikan tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan yang juga menjabat sebagai Ketua Kompolnas Mahfud MD.
Baca juga: TGPF Intan Jaya Periksa Istri Hingga Tenaga Medis Terkait Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani
Baca juga: Mahfud MD: Hasil Autopsi Pendeta Yeremia Tidak Harus Dikaitkan dengan Kesimpulan TGPF Intan Jaya
Baca juga: Tim TGPF Intan Jaya Evakuasi Anggotanya yang Tertembak ke Jakarta
Hal itu diungkapkannya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Selasa (13/10/2020).
"Jadi yakinlah bahwa ini akan terus kita pantau, kita awasi, sehingga proses itu akan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Benny.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya telah berhasil menembus blokade yang dulu dikuasai oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dan menemui sejumlah saksi kunci.
Mahfud mengungkapkan sebelum TGPF datang aparat dan pemerintah daerah tidak bisa menemui keluarga almarhum Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa Intan Jaya.
Bahkan, kata Mahfud, sebelum TGPF datang keluarga yang bisa ditemui pun tidak mau memberikan keterangan terkait tewasnya Pendeta Yeremia.
Mahfud mengungkapkan pendekatan yang digunakan TGPF dalam menembus blokade tersebut adalah dengan pendekatan kultural melalui Pendeta Henok Bagau.
"Tim ini alhamdulillah berhasil menembus blokade yang dulu tertutup dikuasai oleh KKSB. Dulu aparat-aparat pun, pemda pun, tidak berhasil menemui keluarga. Bahkan keluarga yang berhasil ditemuipun dulu tidak berani, tidak memberi keterangan dan seperti keterangannya itu sangat tertutup," kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Selasa (13/10/2020).
Mahfud menjelaskan saat ini seluruh saksi terkait peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia telah menberikan kesaksian dan menjelaskan fakta-fakta.
Bahkan, kata Mahfud, keluarga telah memberikan izin kepada aparat untuk mengotopsi jenazah Pendeta Yeremia.
"Sekarang ini keluarga korban bisa ditemui dan memberi kesaksian, menjelaskan fakta-fakta, bahkan juga sudah menandatangani persetujuan, yaitu dilakukan autopsi terhadap jenazah Pendeta Yeremia. Dulu itu sulit sekali," kata Mahfud.