Anggota Komisi I DPR: Alutsista TNI AL di Papua Perlu Diganti
Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI AL masih jauh dari kata ideal terutama di wilayah Timur Indonesia, yaitu Papua.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI fraksi Partai Gerindra Yan Permenas Mandenas menilai Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI AL masih jauh dari kata ideal terutama di wilayah Timur Indonesia, yaitu Papua.
Anggota DPR dapil Papua itu sangat mendukung penuh penambahan dan pembenahan alutsista yang telah direncanakan pemerintah melalui komando Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikannya setelah melihat langsung sejumlah alutsista milik Markas Lantamal X TNI AL Jayapura, Papua,Kamis (15/10/2020).
Pada kesempatan itu, dengan menggunakan Kapal KAL Piton III, bersama Komandan Lantamal X Laksma TNI Yehezkiel Katiandago, dan Komandan Lanud (Danlanud) Silas Papare Jayapura Marsma TNI Budhi Achmadi, Yan Mandenas melakukan patroli laut di teluk Youtefa Jayapura-Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinea.
"Saya melihat langsung alutsista milik Lantamal X, khususnya kapal patroli yang mereka miliki. Alutsista yang mereka miliki bisa dilayangkan sangat jauh dari ideal. Seperti kapal patroli yang kita gunakan tadi, itu kapal tahun 2004 bahkan ada yang lebih tua dari ini," kata Yan Mandenas, melalui keterangannya, Jumat (16/10/2020).
Baca juga: HUT ke-75 TNI, Anggota Komisi I Nilai Perlu Modernisasi SDM dan Alutsista
Menurut Yan Mandenas, Komisi I DPR telah mendorong langkah memodernisasi seluruh alutsista yang dimiliki TNI mulai dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU yang bertugas di wilayah Papua, terlebih khusus di wilayah terpencil, terdepan dan terluar (3T).
Letak geografis Papua berdekatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, khususnya negara-negara Pasifik menjadi alasan utama untuk melakukan langkah tersebut.
Yan Mandenas menilai Papua merupakan salah satu daerah penyangga dalam sisi pertahanan Indonesia, khususnya terhadap persaingan antara Amerika dan China di kawasan Pasifik.
"Daerah perbatasan kita di Papua dengan Negara PNG sejauh ini masih terbuka. Saya pikir kedepan harus kita benahi oleh pemerintah pusat. Kalau ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka tidak akan muncul diplomasi pertahanan kita dengan negara Pasifik," ucap Yan Mandenas.
Politikus Partai Gerindra itu berharap, negara hadir di Papua dalam rangka menjaga kedaulatannya, ketika mulai munculnya ancaman dari negara-negara luar.
"Idealnya, sarana dan prasarana dan alutsista kita harus mempuni. Lalu di imbangi dengan kegiatan-kegiatan terukur seperti patroli darat, laut dan udara. Jadi kedepan grand design pertahanan kita harus menjadi prioritas pembenahan, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan negara luar," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.