Kemnaker Kembali Gelar Pelatihan Bahasa Jepang Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mulai menggelar pelatihan Bahasa Jepang bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI)
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mulai menggelar pelatihan Bahasa Jepang bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang akan bekerja ke Jepang melalui skema IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement).
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali keterampilan bahasa dan instrumen perlindungan bagi CPMI, sembari menunggu penempatan CPMI kembali dibuka.
“Selain untuk meningkatkan kompetensi, juga merupakan upaya memberikan instrumen perlindungan. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017,” kata Dirjen Binalattas Kemnaker, Budi Hartawan, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: ANA Jepang Kurangi Penerbangan dari 5000 Menjadi 800 Penerbangan Tetap Operasi
Pelatihan Bahasa Jepang skema IJEPA dilakukan secara Daring (Online). Tahun ini merupakan pembekalan keterampilan bahasa bagi CPMI ke-Jepang yang ke-13 kalinya sejak pertama kali dimulai pada tahun 2008.
Pelatihan diikuti 321 peserta (25 kandidat Nurse dan 296 kandidat Careworker). Selain itu, terdapat 3 orang kandidat yang telah memiliki sertifikasi JLPT level N2, N3, dan N4, sehingga tidak perlu mengikuti pelatihan.
Baca juga: Pertama Kali Jumlah Turis Asing Masuk Jepang Melebihi 10.000 Orang
“Kami harapkan pelatihan dengan metode daring dilaksanakan tanpa menghilangkan substansi dan pencapaian kompetensi yang dibutuhkan,” ujar Budi Hartawan.
Sementara itu, Dirjen Binapenta dan PKK, Suhartono, keberangkatan tahap-13 ini sempat tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
Penundaan keberangkatan EPA-13 menjadi perhatian Pemerintah Indonesia yang selalu dikomunikasikan dengan Pemerintah Jepang, termasuk concern terkait upaya menjaga kemampuan bahasa Jepang, sampai dengan waktu keberangkatan.
Baca juga: Jepang Manfaatkan Nuklir untuk Diagnosis 2 Juta Pasien dalam Setahun, Indonesia Baru 30 Ribuan
“Adapun jadwal keberangkatan Kandidat EPA-13 mengalami penundaan hingga adanya pemberitahuan resmi dari Pemerintah Jepang dan kondisi di Jepang kondusif,” kata Suhartono.
Kepada peserta pelatihan, Suhartono berpesan bahwa pelatihan Bahasa Jepang ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyiapkan CPMI menjadi semakin siap untuk bekerja.
Ia juga berpesan kepada peserta untuk tetap jaga kesehatan, karena kesehatan adalah kunci utama kita melakukan segala sesuatunya.
“Terakhir, tanamkan sikap disiplin, santun, dan memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pelaksanaan tugas nanti,” ujarnya.