Soal Konflik Parkir Mobil di Badan Jalan Perumahan dan Perkampungan, Begini Pandangan Sosiolog
Parkir mobil yang memakan badan jalan di area lingkungan perkampungan dan perumahan kerap menimbulkan konflik di masyarakat, ini pandangan sosiolog.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Daryono
"Pemilik kendaraan yang tidak memiliki tempat parkir, bijaklah dengan kearifan-kearifan dalam kehidupan bermasyarakat," imbuhnya.
Menurutnya, hal itu bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Kita bangsa beradab, pasti kita bisa membangun komunitas yang beradab," imbuhnya.
Baca juga: Kemenhub Sediakan 50 Tempat Parkir Sepeda di Jakarta, Mulai dari Sekolah Hingga Tempat Ibadah
Butuh Ketegasan Pemerintah
Drajat menilai pemerintah harus melakukan penegakan, sekaligus dengan membuat kebijakan yang baik mengenai keseimbangan.
"Antara jumlah kendaraan yang boleh dijual dengan pembangunan fasilitas parkir umum dan jalan yang seimbang," ungkapnya.
Bila tidak, lanjut Drajat, pemerintah harus tegas mengendalikan.
"Pemerintah sulit mengejar kecuali berindak tegas."
"Misal produksi mobil berhenti lima tahun, atau mobil yang ada kalau udah usia 20-25 tahun tidak boleh jalan," ungkapnya.
"Nah kenyataannya mobil lama tetep jalan, mobil baru bertambah, ini rumit dan akan menjadi masalah," imbuhnya.
Baca juga: Kemenhub Tingkatkan Kualitas Aturan dan Kebijakan Kesejahteraan Pelaut Melalui Pelatihan MLC
Drajat menyebut, permasalahan mobil dan jalan di perkotaan sulit diselesaikan.
"Karena kota ditakdirkan semakin lama akan semakin banyak orang dan semakin mahal harga tanah."
"Semakin banyak pula kebutuhan untuk simbol-simbol status," ungkapnya.
Ricuh Gara-gara Parkir Mobil di Depan Rumah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.